Oleh : Tiorivaldi
Pertanyaan yang bentuknya seperti ini dianggap logis, tetapi sebenarnya seperti dipaksakan atas kelogisan. Sepertinya semakin lama semakin banyak pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh masyarakat sejenis dengan judul yang saya buat diatas. Pernah juga sewaktu dulu ada seorang bapak-bapak yang bertanya dengan saya yang di saat itu sedang ikut serta dalam kegiatan galang dana "Beras untuk Afrika". Pertanyaannya kurang lebih seperti ini, "Galang dana untuk afrika ? Kenapa gak pikirin Indonesia dulu yang angka kemiskinan juga masih besar ?". Oh iya ya, kalau dipikir-pikir awalnya benar juga, tapi semakin lama saya tersadar bahwa dari awal kegiatan yang saya ikuti sewaktu itu tidak salah. Walaupun cerita tadi sudah berlangsung sejak lama, saya baru-baru ini diberikan sedikit kesadaran oleh Allah Subhanahu wata'ala dan dari berbagai input ilmu yang saya peroleh untuk dapat menjawab secara logis pertanyaan-pertanyaan yang mirip dengan hal ini.
Jadi, kalau mendengar terkait prioritas tentang mengurusi Indonesia dulu atau Palestina dulu, itu bisa kita kaitkan dengan wilayah kerja internal dan eksternal. Contoh termudahnya kita persempit wilayahnya dengan diri anda pribadi sebagai contoh internal dan manusia selain diri anda (seperti keluarga, teman, masyarakat) sebagai contoh eksternal. Coba kita bermain standar, standar kerja internal seperti apa yang perlu kita penuhi sehingga kita bisa menyentuh wilayah kerja eksternal ? Jawabannya ada di dalam firman Allah Subhanahu wata'ala,
Jadi, kalau mendengar terkait prioritas tentang mengurusi Indonesia dulu atau Palestina dulu, itu bisa kita kaitkan dengan wilayah kerja internal dan eksternal. Contoh termudahnya kita persempit wilayahnya dengan diri anda pribadi sebagai contoh internal dan manusia selain diri anda (seperti keluarga, teman, masyarakat) sebagai contoh eksternal. Coba kita bermain standar, standar kerja internal seperti apa yang perlu kita penuhi sehingga kita bisa menyentuh wilayah kerja eksternal ? Jawabannya ada di dalam firman Allah Subhanahu wata'ala,
"Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan ? Amat besar kemurkaan Allah bila kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan" (QS. As-Shof : 2-3)
Jadi standar nya hanya satu, anda bisa memberikan nasihat dan mengurusi wilayah eksternal ketika anda dalam wilayah internal telah melakukan sesuatu yang anda urusi itu. Secara umumnya seperti itu, memang bisa juga seseorang itu menasihatkan sesuatu yang tidak ia lakukan, tetapi ada suatu syarat yang harus anda miliki salah satunya yaitu tidak melakukan hal tersebut karena memang tidak mampu secara fisik ataupun materi, semisal anda berdakwah tentang keutamaan berhaji tetapi anda tidak melakukannya karena memang fisik ataupun materi yang anda miliki tidak mampu. Dan masih banyak lagi beberapa landasan yang bisa menjadikan diperbolehnya untuk mendakwahi suatu hal. Intinya kita tidak berdusta dengan nasihat kita sendiri, semisal anda mengatakan kepada saya "Hei jangan merokok, itu tidak baik untuk anda". Tetapi dalam posisi itu saya melihat di dalam saku baju anda ada bungkusan rokok maka dapat dikatakan anda belum sampai tahap eksternal dalam mengurusi sesuatu.
Jadi, kesimpulan dari contoh tersebut anda bisa mengurusi sesuatu ketika wilayah internal kita dalam suatu aspek yang kita urusi sudah lebih baik dibanding wilayah eksternal
Kalau kita korelasikan antara Indonesia (internal) dan Palestina (eksternal), kita sebagai masyarakat negara Indonesia sudah memiliki suatu aspek yang lebih baik dibanding mereka yang ada di Palestina. Yaitu Indonesia secara de jure dan de facto merupakan negara yang sudah merdeka, sedangkan Palestina hingga saat ini merupakan negara yang belum merdeka. Maka, tidak ada salahnya jika kita ingin mengurusi Palestina yang merupakan eksternal negara, ketika Indonesia yang merupakan internal negara sudah lebih baik dalam suatu aspek yang memang sedang kita perjuangkan, yaitu sebuah kemerdekaan.
Emang apa salahnya ketika seseorang ingin mengurusi kedua hal sekaligus ? Saat ini banyak anak-anak sekolahan yang sudah mengurusi dua hal sekaligus. Yang pertama mereka mencari penghidupan berpenghasilan (pekerjaan) yaitu dengan bersekolah, dan yang kedua mereka mencari pasangan hidup. Lah kok bisa ? Yo iyo toh, coba kalau anda perhatikan saat ini, semakin banyaknya bentuk status hubungan lawan jenis yang tidak resmi seperti berpacaran, LDR, TTM, Friendzone, dan masih banyak laig. Artinya Pacaran itu kan istilahnya pasangan hidup belum sah. Jadi kalau ada anak sekolahan itu berpacaran, artinya dia mencoba untuk mengurusi dua hal sekaligus yaitu mengurusi penghidupan dan pasangan. Lalu apa masalahnya ketika saya ingin mengurusi Indonesia sekaligus Palestina ?
Saya adalah orang Lampung, maka wajar ketika saya akan lebih mengurusi daerah saya ketimbang daerah lainnya.
Saya berada di organisasi KAMMI, maka wajar ketika saya akan mengurusi organisasi yang saya ikuti ketimbang organisasi lainnya.
Dan Saya adalah orang muslim, maka sepatutnya saya akan mengurusi Indonesia, Palestina, dan semua umat Muslim dimanapun dia berada
Wallahu a'lam bishshawab
Jadi, kesimpulan dari contoh tersebut anda bisa mengurusi sesuatu ketika wilayah internal kita dalam suatu aspek yang kita urusi sudah lebih baik dibanding wilayah eksternal
Kalau kita korelasikan antara Indonesia (internal) dan Palestina (eksternal), kita sebagai masyarakat negara Indonesia sudah memiliki suatu aspek yang lebih baik dibanding mereka yang ada di Palestina. Yaitu Indonesia secara de jure dan de facto merupakan negara yang sudah merdeka, sedangkan Palestina hingga saat ini merupakan negara yang belum merdeka. Maka, tidak ada salahnya jika kita ingin mengurusi Palestina yang merupakan eksternal negara, ketika Indonesia yang merupakan internal negara sudah lebih baik dalam suatu aspek yang memang sedang kita perjuangkan, yaitu sebuah kemerdekaan.
Emang apa salahnya ketika seseorang ingin mengurusi kedua hal sekaligus ? Saat ini banyak anak-anak sekolahan yang sudah mengurusi dua hal sekaligus. Yang pertama mereka mencari penghidupan berpenghasilan (pekerjaan) yaitu dengan bersekolah, dan yang kedua mereka mencari pasangan hidup. Lah kok bisa ? Yo iyo toh, coba kalau anda perhatikan saat ini, semakin banyaknya bentuk status hubungan lawan jenis yang tidak resmi seperti berpacaran, LDR, TTM, Friendzone, dan masih banyak laig. Artinya Pacaran itu kan istilahnya pasangan hidup belum sah. Jadi kalau ada anak sekolahan itu berpacaran, artinya dia mencoba untuk mengurusi dua hal sekaligus yaitu mengurusi penghidupan dan pasangan. Lalu apa masalahnya ketika saya ingin mengurusi Indonesia sekaligus Palestina ?
Saya adalah orang Lampung, maka wajar ketika saya akan lebih mengurusi daerah saya ketimbang daerah lainnya.
Saya berada di organisasi KAMMI, maka wajar ketika saya akan mengurusi organisasi yang saya ikuti ketimbang organisasi lainnya.
Dan Saya adalah orang muslim, maka sepatutnya saya akan mengurusi Indonesia, Palestina, dan semua umat Muslim dimanapun dia berada
Wallahu a'lam bishshawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar