Oleh : Tiorivaldi
Saya sangat berharap saudara-saudaraku semuslim menjadi orang yang itsar (mendahulukan kepentingan orang lain diatas kepentingan diri sendiri), jadi untuk kali ini sudilah sekiranya meninggalkan kegiatan perkuliahan di hari jum'at pada tanggal 8 september 2017 (bentuk kegiatan pribadi) demi mengikuti kegiatan aksi bela rohingya di hari tsb (bentuk kepentingan orang lain)
Mohon dijadikan bahan perenungan bersama dari perilaku para sahabat nabi, para makhluk yang kemuliaannya tidak bisa di seimbangkan dg diri kita. Yang diabadikan dalam firman Allah Subhanahu Wata'ala,
“Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang-orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada memiliki keinginan di dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 9)
Marilah saudara seislamku, kita sering melontarkan kalimat dan menganggap diri kita bermanhaj as-Salafush shaleh. Tapi sejauh apa kita memaknai dan mengikutinya. Saya yakin rata2 sudah lulus terkait arti dari manhaj, kalau boleh saya beri bocoran artinya jalan hidup yang lurus. Apakah jalan hidup yang lurus dari para salaf maksudnya hanya sekedar ibadah yang berbentuk spiritualitas ? Tidak saudaraku, yang dikatakan jalan hidup bermakna setiap bentuk perjalanan kehidupan para salaf yang shalih dari ibadah, perucapan, perbuatan, perlakuan dan lain sebagainya.
Toh apapun yang kita ikuti dari salaf yang shalih itu memperoleh kepetingan pribadi juga.
Itsar yang saya ajak kepada saudara2 saat ini, memiliki sangat banyak kebaikan di dalamnya. Seperti yang disebut dalam hadits-hadits berikut,
“Orang yang paling dicintai oleh Allah ‘Azza wa jalla adalah yang paling banyak memberi manfaat kepada orang lain. Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah kesenangan yang diberikan kepada sesama muslim, menghilangkan kesusahannya, membayarkan hutangnya, atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh, aku berjalan bersama salah seorang saudaraku untuk menunaikan keperluannya lebih aku sukai daripada beri’tikaf di masjid ini (Masjid Nabawi) sebulan lamanya. Barangsiapa berjalan bersama salah seorang saudaranya dalam rangka memenuhi kebutuhannya sampai selesai, maka Alloh akan meneguhkan tapak kakinya pada hari ketika semua tapak kaki tergelincir. Sesungguhnya akhlak yang buruk akan merusak amal sebagaimana cuka yang merusak madu.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abid-Dunya dengan sanad hasan)
“Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amal, jika aku mengerjakannya aku akan dicintai oleh Allah dan dicintai pula oleh sekalian manusia.” Rasul menjawab, “Zuhudlah terhadap dunia, niscaya kamu akan dicintai oleh Allah. Zuhudlah terhadap apa yang dimiliki manusia, niscaya kamu akan dicintai oleh mereka.” (HR Ibnu Majah, dengan derajat hasan)
“Siapa yang melepaskan kesusahan seorang mukmin di dunia niscaya Allah akan melepaskan kesusahannya di akhirat. Siapa yang memudahkan orang yang kesusahan, niscaya Allah akan memudahkan (urusannya) di dunia dan di akhirat. Siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan di akhirat. Dan Allah selalu menolong hamba-Nya jika hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR Muslim)
“Saling menghadiahilah kalian niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari)
Semoga Allah Subhanahu Wata'ala selalu menjaga kita semua
Wallahu a'lam bissawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar