Oleh : Tiorivaldi
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
“Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no. 1899 dan Muslim no. 1079).
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
“Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no. 1899 dan Muslim no. 1079).
Berarti hadits tersebut bohong kan ? Setan itu dibelenggu, yang katanya tidak diperbolehkan pada bulan Ramadhan untuk mengajak maksiat kaum manusia. Jikalau kita melihat masih ada seseorang yang bermaksiat dimana-mana? Masih ada berarti pintu neraka ya gak ditutup dong ?
Yo jelas gak bohong. Yang salah adalah penafsiran seseorang dalam menyimpulkan suatu hal dengan begitu mudahnya.
Mari kita simak dan kita pakai logika analistik untuk permasalahan yang satu ini. Kembali kepada kisah manusia yang pertama kali di sesatkan oleh Setan, yaitu Adam alaihissalam dan Hawa. Dimana setan mengajak kepada Adam alaihissalam dan Hawa untuk memakan buah khuldi yang akhirnya mengeluarkan mereka dari Surga. Coba pikirkan saja, awalnya Setan mengajak kepada Adam alaihisalam untuk memakan buah khuldi, apakah itu berhasil ? Sepenuhnya tidak berhasil, karena pada akhirnya dengan perkataan Hawa lah "Wahai Adam makanlah, sesungguhnya aku telah memakannya dan tidak terjadi apa-apa padaku." Dan itu lah yang menambah keyakinan Adam alaihissalam untuk memakannya.
Jadi dari kisah kita bisa mengambil satu hal yang sesuai dengan pembahasan kali ini. Yaitu *tidaklah sepenuhnya yang membuat manusia berada dalam kemaksiatan adalah Setan*. Tetapi ada banyak perantara lainnya yang menambah keyakinan manusia untuk melakukan kemaksiatan tersebut.
Tertullion, salah seorang pemimpin Kristen terdahulu memberi gambaran pandangan agama Kristen terhadap perempuan dengan mengatakan, "Perempuan adalah orang yang dimasukkan ke dalam jiwa manusia oleh Syaithan. Dan perempuan-lah yang mendorong seseorang untuk mendekati pohon yang dilarang sebagai pelanggaran terhadap peraturan-peraturan Allah dan pemalingan terhadap gambaran gambaran Allah (maksudnya seorang laki-laki)
Chrysostem, salah seorang yang dianggap sebagai pembesar agama Kristen mengatakan dalam masalah perempuan : "Perempuan adalah kejelekan yang harus dijauhi, bisikan yang menyesatkan, wabah yang disukai dan berbahaya bagi keluarga dan rumah.
Disimpulkan bahwa hubungan seks antara antara laki-laki dan perempuan itu adalah najis yang dengan sendirinya harus dijauhi, meskipun itu hubungan yang sudah sah secara jalur resmi.
Saya harap pembaca membacanya hingga selesai ya, karena kalau baca setenga-setengah nanti saya dikira sesat :D
Itu adalah pandangan dari beberapa pemuka agama Nashrani, bahwasanya kalau dalam hal maksiat mereka jga setuju bahwa tidak sepenuhnya di ajak oleh Syaithan tadi. Untuk masalah merendahkan seorang wanita hingga seperti itu, sayapun dengan tegas membantah dan menolak pemikiran mereka. Karena di dalam Islam, bukan hanya Hawa saja yang disalahkan, tetapi Adam alaihissalam juga ikut bersalah dalam hal memakan buah khuldi. Allah subhanahu wata'ala berfirman : "Dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah dia. Kemudian Tuhannya memilihnya (menjadi nabi) maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk" (QS. Thaha: 121 - 122)
Dan dalam pengibaratan lainnya, semisal teman-teman anda adalah seorang perokok dan mereka mengajak anda untuk merokok bersamanya. Awalnya hanya sekedar mencoba-coba, kemudian mencoba dua batang, tiga batang, hingga menjadi rutinitasnya. Dan jikalau teman-temannya yang dahulu sudah tidak bersamanya lagi, apakah sekiranya orang ini berhenti dalam merokok ? Kemungkinan iya, tetapi kemungkinan besar dia akan tetap berlanjut dengan atau tanpa ada mereka disisinya. Seperti itulah yang dilakukan Syaithan kepada manusia. Awalnya diajak untuk mencoba-coba melakukan hal maksiat. Kedua kalinya semakin penasaran, ketiga kalinya, dan akhirnya maksiat tersebut menjadi rutinitas yang menyenangkan bagi dirinya. Jikalau sudah seperti ini, dengan atau tidak adanya Syaithan yang mengajaknya, dia akan tetap melakukan hal maksiat tersebut. Jadi pada bulan Ramadhan, yang tidak melakukan hal maksiat hanyalah orang-orang yang mencoba mendekatkan diri kepada Alah subhanahu wata'ala. Mungkin dulu mereka biasa emosi, tetapi ketika di bulan Ramadhan mereka menahan emosinya agar tidak batal puasa yang dilakukannya.
Jadi, intinya seseorang yang masih melakukan kemaksiatan pada bulan Ramadhan. Sejatinya hal tersebut sudah menjadi rutinitas yang menyenangkan bagi dirinya. Dan maksud dari pintu surga dibuka adalah banyaknya amalan yang hanya terdapat pada bulan Ramadhan yang bisa mempermudah kita dalam memasuki surga-Nya. Sekaligus setiap amalan yang biasanya kita lakukan di luar Ramadhan. Pada bulan Ramadhan mendapat pahala yang dilipat gandakan
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar