Basmalah

Basmalah

Selasa, 03 Juli 2018

Peradaban Tik Tok


Oleh : Tiorivaldi
Manusia saat ini sedang mengalami pergeseran peradaban yang sangat signifikan. Zaman memang selalu berubah dari peradaban Yunani Kuno hingga peradaban Pos-modernisme atau bisa kita sebut dengan zaman Kontemporer. Zaman ini di dominasi oleh mereka yang disebut dengan generasi X, Y dan Z bahkan sudah muncul ditengah permukaan generasi-genarasi yang disebut generasi Alpha. Baru-baru ini lebih dikejutkan lagi dengan munculnya generasi teknologi yang cukup mengkhawatirkan, kita sebut saja untuk generasi ini yaitu generasi Tik Tok.
Sebelum kita akan membahas generasi Tik Tok layak dua jari ini, akan kita jelaskan terlebih dahulu tentang enam generasi yang masih hidup pada kali ini dengan rentang umur yang pasti berbeda-beda. Walau sebenarnya tidak ada kepastian waktu yang tepat dalam kelahitan dari setiap generasi. Akan kita kesampingkan hal tersebut, karena yang akan menjadi pokok pembahasan kita adalah penjelasan terkait kapan kelahiran dan bagaimana sifat dalam setiap generasi tersebut. Setiap generasi ini bisa berbeda dari segi sifat dan kemandiriannya dikarenakan perbedaan dalam melihat realitas zaman di waktu kelahiran dan pertumbuhannya hingga saat ini. Mereka yang lahir di generasi perjuangan kemerdekaan atau zaman peperangan akan mempunyai watak, mentalitas, dan sifat yang sangat berbeda dengan mereka yang lahir dizaman yang sudah merdeka ini. Dari berbagai generasi yang akan dijelaskan nanti, akan kita coba untuk menyelaraskan dengan keadaan generasi Tik Tok yang ada pada saat ini

  • Tradisionalis

Generasi ini dipengaruhi oleh Perdang Dunia II, Perang Korea sehingga memuncul kan depresi besar secara emosional. Mereka yang berada pada rentang kelahiran di generasi ini memiliki sifat disiplin dan patriotisme yang tinggi, pekerja keras, dan bertanggung jawab atas segala perbuatan yang ia lakukan.
  • Baby Boomers
Generasi yang lahir setelah Perang Dunia II ini memiliki banyak saudara, akibat dari banyaknya pasangan yang berani untuk mempunyai banyak keturunan. Generasi yang adaptif, mudah menerima dan menyesuaikan diri. Dianggap sebagai orang lama yang mempunyai pengalaman hidup. Selain itu juga generasi ini memiliki sifat anti peperangan, anti pemerintahan dan menginginkan perubahan. Mereka juga sosok pekerja keras demi identitas dan mementingkan kualitas
  • Generasi X
Tahun-tahun ketika generasi ini lahir merupakan awal dari penggunaan PC (personal computer), video games, tv kabel, dan internet. Penyimpanan data nya pun menggunakan floopy disk atau disket. MTV dan video games sangat digemari masa ini. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Jane Deverson, sebagian dari generasi ini memiliki tingkah laku negatif seperti tidak hormat pada orang tua, mulai mengenal musik punk, dan mencoba menggunakan ganja. Namun, di sisi lain mereka memiliki sifat positif seperti mengutamakan perbedaan, keseimbangan dan pendidikan tinggi.
  • Generasi Y (Millenial)
Dikenal dengan sebutan generasi millenial atau milenium. Ungkapan generasi Y mulai dipakai pada editorial koran besar Amerika Serikat pada Agustus 1993. Generasi ini banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, SMS, instan messaging dan media sosial seperti facebook dan twitter. Mereka juga suka main game online. Generasi ini juga memiliki sifat prestatif, percaya diri, toleransi tinggi dan street smart (cerdas jalanan, jika diartikan lebih universal maksudnya adalah cerdas dalam menjalankan kehidupan sehari-hari)
  • Generasi Z
Disebut juga iGeneration, generasi net atau generasi internet. Mereka memiliki kesamaan dengan generasi Y, tapi mereka mampu mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu seperti nge-tweet menggunakan ponsel, browsing dengan PC, dan mendengarkan musik menggunakan headset. Apapun yang dilakukan kebanyakan berhubungan dengan dunia maya. Sejak kecil mereka sudah mengenal teknologi dan akrab dengan gadget canggih yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadian mereka.
  • Generasi Alpha
Generasi yang lahir sesudah generasi Z, lahir dari generasi X akhir dan Y. Generasi yang sangat terdidik karena masuk sekolah lebih awal dan banyak belajar, rata-rata memiliki orang tua yang kaya dengan sedikit. Generasi ini sangat bergantung dengan teknologi, dan ingin punya banyak pengalaman. Hobi sering dijadikan pekerjaan, mementingkan kualitas dan etika kewirausahaan nya tinggi.

Jika kita melihat dari keenam generasi yang sudah dijelaskan tersebut. Maka dari keenam generasi tersebut yang paling cocok dengan sifat dari para generasi Tik Tok adalah generasi alpha. Walaupun tidak bisa dipungkiri secara realitas kerjanya, banyak generasi Y bahkan dibawah nya yang menjadikan hobi menjadi pekerjaan. Ada yang hobi menjadi youtubers, lalu dari youtubers tersebut mereka dapat memperoleh uang yang terbilang cukup banyak. Tidak terkecuali banyak pun yang menjadikan Tik Tok menjadi ladang pencarian kebutuhan material, bisa kita tengok seperti yang sedang viral beberapa waktu yang lalu terkait meet dan greet senilai 80 ribu.
Maka tak elok rasanya jika kita tak menyadari bahwa zaman benar-benar sedang mengalami pergeseran yang sangat berarti dengan munculnya hal-hal yang ternyata di luar dugaan. Nampak tanpa perlu pisau analisis untuk melihat keyakinan saat ini sudah menjadi permainan yang bukan lagi pantas untuk di proteksi Ada yang menyebut keyakinan ini dengan sebutan aqidah, ada yang pula menyebut sebagai ideologi, dan ada pula yang menyebutnya dengan idealisme. Apapun namanya, sudah menjadi sumber energi dan moral manusia bergerak menurut keyakinan nya masing-masing. Ini biasanya menjadi sumber kenapa ia layak disebut sebagai pejuang. Begitu utamanya keyakinan tersebut sampai Hasan Al-bana menyatakan :
"Pemikiran akan mungkin berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang di jalan-Nya, bersemangat dalam merealisasikannya, siap beramal dan berkorban demi menjelmakannya."
Keyakinan yang kuat dihasilkan dari niat yang kuat pula sebagaimana dalam hadits disebutkan bahwa : "Segala amal perbuatan tergantung pada niatnya......" (al-hadits)
Niat dan keyakinan mu yang kuat untuk hijrah Allah subhanahu wa ta'ala dan Rasul-Nya, maka akan memberikan jiwa spritual yang berusaha meraih Allah dan Rasul-Nya.
Orang sosalis dan komunis tumbuh dalam keyakinan yang kuat dalam semangat sosial masyarakat. Semangat untuk menciptakan masyarakat tanpa kelas. Keinginan kuat untuk membela masyakarat proletar dari dominasi masyarakat borjuis. Artinya mereka punya keyakinan kuat untuk mempertahankan identitasnya sebagai pembela sosial.
Namun semua itu sudah tidak laku kembali dihadapan generasi Tik Tok. Keyakinan mereka lemah dan rapuh tanpa tujuan. Goyang dua jari sebagai obat rasa bosan mereka, dikarenakan tak memiliki idealisme yang mapan. Pada akhirnya hidup mereka hanya sebatas mengikuti apa yang akan terjadi selanjutnya pada zaman ini. Mereka hanya sibuk menunggu perkembangan apalagi yang akan diberikan oleh nur raini ataupun bowo yang dijadikan tempat paling estetik dalam identitas mereka saat ini.
Pemuda seperti ini tidak lagi pantas disebut sebagai agen perubahan ataupun kontrol sosial. Mereka lebih pantas disebut penikmat, ah mungkin itupun terlalu lembut untuk menjadi identitas mereka. Maka kusebut saja mereka dengan generasi perusak. Iya, karena mereka selain merusak eksisten moral peradaban, mereka juga turut menyumbang kontribusi dalam noktah hitam sejarah peradaban. Karena mereka akan dilihat pada generasi selanjutnya, yang dari hal tersebut mereka menjadi sumber referensi the next generation.
Keyakinan yang sangat rapuh dan lunglai semacam generasi Tik Tok. Benar-benar sedang memasuki fase terendah serendah-rendahnya. Orang terdahulu, hanya untuk mempertahankan eksitensinya rela mengorbakan jiwa, raga, harta bahkan nyawa asal jangan sampai ia berpaling dari keyakinan tersebut. Menyampaikan bahwa Tuhan adalah ahad lebih mereka cintai daripada dunia dan seisinya. Tidak terlepas juga mereka yang punya idealisme tinggi, tidak akan goyah hanya demi kenikmatan individual maupun golongan. Aristoteles pun pernah menyatakan : 
"Saya mencintai Plato, tapi saya lebih mencintai kebenaran"
Memberikan kesan bahwa kebenaran tidak bisa ditawar dengan apapun juga, bahkan jika berarti itu harus berlainan dengan gurunya sendiri (Plato adalah guru Aristoteles).
Tetapi ahad versi zaman now bisa ditawar dengan menyatakan "Tiada Tuhan selain Bowo" dengan begitu mudah dan sepelenya. Itulah kebobrokan dan puncak kebusukan peradaban saat ini (Semoga ini adalah dasar terendah kebobrokan zaman saat ini)
Friedrich Nietzsche (seorang tokoh filsafat eksistensialisme modern) pernah mengungkapkan: "Tuhan sudah Mati" (jika dalam bahasa jerman, "Gott ist tot”)
Ungkapan nya yang seperti itu lebih terkesan baik karena ia mengucapkan dengan paham konsekuensi dan memiliki nilai filosofis yang tinggi. Bukan berarti Nietzche menyatakan Tuhan telah mati secara fisik-materi. Akan tetapi ia bermaksud menyatakan bahwa dizaman saat itu, kalangan manusia lah yang mematikan Tuhan. Tuhan hanya dijadikan identitas dalam meraup kekuasaan tanpa adanya keyakinan yang kuat di dalamnya. Bahkan jika kita telusuri konteks penyataan Nietzsche lebih komprehensif, sejak dari awal ia hanya mengatakan Tuhan sudah mati sebagai kata kiasan semata.
“Tuhan sudah mati. Tuhan tetap mati. Dan kita telah membunuhnya. Bagaimanakah kita, pembunuh dari semua pembunuh, menghibur diri kita sendiri? Yang paling suci dan paling perkasa dari semua yang pernah dimiliki dunia telah berdarah hingga mati di ujung pisau kita sendiri. Siapakah yang akan menyapukan darahnya dari kita? Dengan air apakah kita dapat menyucikan diri kita? Pesta-pesta penebusan apakah, permainan-permainan suci apakah yang perlu kita ciptakan? Bukankah kebesaran dari perbuatan ini terlalu besar bagi kita? Tidakkah seharusnya kita sendiri menjadi tuhan-tuhan semata-mata supaya layak akan hal itu [pembunuhan Tuhan]?”
Ataupun seperti kata Karl Marx : "Agama adalah candu rakyat" (dalam bahasa aslinya yaitu jerman “Die Religion ... ist das Opium des Volkes”)
Saya tidak mencoba membenarkan pernyataan para tokoh tersebut. Hanya saja, mereka lebih saya pandang baik dengan sikap atheistis ilmiahnya dengan pengunaan logika nalar dan empiristik. Ketimbang mereka yang menyatakan "Tiada Tuhan selain Bowo" hanya karena terpesona dengan pandangannya yang tampan dari sampel manusia dihadapannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar