Oleh : Tiorivaldi
Tokoh dan Penokohan
1. Lauren
Seorang
Mahasiswa Baru yang berasal dari Sumatera yang merantau ke tanah Jawa. Memiliki
nada bicara yang tinggi sehingga terkesan keras, marah, galak, dan sebagainya.
Tetapi dibalik itu semua, dia adalah orang yang perhatian dan peduli terhadap
orang lain
2. Pak Wanto
Bapak
pemilik kos yang akan ditempati oleh Lauren berusia sekitar 60 tahun. Memiliki
sifat terbuka, ramah, peduli dan tidak membeda-bedakan satu sama lain.
3. Ncis
Mahasiswa
semester 3 yang berasal asli dari Jawa Tengah, teman satu kos Lauren,
berpenampilan rapi dan keren. Memiliki sifat tertutup, berprasangka buruk, suka
menggosip
4. Dewo : Suka gosip, berprasangka buruk
Tetangga
sebelah kos yang berusia 28 tahun, perawakan sederhana, teliti. Tapi suka
menggosip dengan Ncis dan sering berprasangka buruk terhadap orang lain
5. Satrio
Pekerja
kantoran berusia 30 tahun, sering murung, bengong dan kurang bergairah tetapi
memiliki kesabaran menjalani hidup
Di sebuah waktu dan tempat yang terus menunjukkan
ketidakberhentiannya dalam melangkah maju, ada seorang yang berasal dan tinggal
dari kecil hingga tamat bangku SMA di Sumatera, dia bernama Lauren. Ia bosan
dan merasa stagnan dengan jalan hidup yang tidak nampak niai dinamisnya, lalu mencoba
mencari di tempat, lingkungan, watak dan budaya yang cukup spesifik terbilang
berbeda. Ia merantau ke Pulau Jawa lebih tepat nya lagi di Magelang, provinsi
Jawa Tengah untuk melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya. Namun, ternyata di
jawa pula ada nilai stagnasi atau bisa dikatakan belum sepenuhnya memahami
keberagaman. Perbedaan dalam tinggi nada, dengan sinisnya bisa memberi persepsi
yang tak jarang dalam konotasi negatif (galak, gak santai, marah-marah, jutek,
kasar, dll) oleh mereka yang sebagai penghuni asli di tanah Jawa.
Jalan cerita :
1. Akhirnya ku merantau ke Jawa
2. Mencari kos
3. Berkenalan dengan teman satu kos, si
Ncis
4. Mengobrol dengan Pak Wanto, bapak
pemilik kos dan digosipi oleh Ncis dan tetangga kos yang bernama Dewo
5. Menelepon orang tua dan Ncis
menguping pembicaraan
6. Membantu kecelakaan bermotor, Ncis
melihat kejadian tersebut dan menyadari kesalahannya dalam memandang diriku
7. Sedang mengopi dengan Pak Wanto,
permintaan maaf Ncis kepadaku
Segmen 1
Narator : Seorang
pemuda bernama Lauren yang berasal dari sebuah pulau terpadat ke 5 di Dunia,
yaitu Sumatera. Ia hendak melanjutkan jenjang pendidikannya di sebuah pulau
yang dibatasi oleh selat Sunda, yaitu Jawa. Dengan telah mendapatkan izin dari
orangtua nya, akhirnya hari ini ia hendak berangkat menaiki pesawat.
Lauren : Ah
akhirnya untuk pertama kalinya dalam hidupku menginjakkan kaki di tanah Jawa,
pulau yang sering dikabarkan terpadat di dunia. Aku telah meninggalkan orangtua
demi masa depanku ini, maka aku harus sukses dan membanggakan mereka yang
mendoakan dari sana. Tapi, apakah aku bisa untuk melakukannya ? Bagaimana jika
akhirnya aku tidak bisa ? Kira2 seperti apa teman-teman yang akan ku dapatkan
disini ? Rasa-rasanya ku ingin cepat untuk menuntaskan semua pertanyaan itu.
Baiklah kita awali semuanya dengan melangkahkan kaki ini ke tempat awal yang
perlu aku tuju. Hmm, apalagi kalau bukan kampus, lalu mencari tempat kos untuk menyuplai
kembali stamina ini.
Segmen 2
Narator : Lauren
telah mendaftar ulang di kampus, dan ia sampai di tempat kos yang bisa ia huni
di tanah Jawa ini. Dimulai lah percakapan hangat di antara Lauren dengan bapak
pemilik kos yang diketahui bernama Wanto.
Lauren
: Selamat
siang pak, sebelumnya perkenalkan dulu saya Lauren, saya mau tanya apakah di
tempat kos bapak masih ada kamar yang belum ditempati ?
Pak
Wanto : Oh
masih dek, ini tinggal pilih saja. Masih ada tiga kamar lagi yang tersisa
Lauren
: Oh
iya, boleh saya cek lebih dahulu pak ?
Pak
Wanto : Silahkan
dek
Narator
: Lalu
Lauren masuk untuk mengecek kamar yang tersedia
Pak
Wanto : Dek
Lauren dari Sumatera ya ?
Lauren
: Iya
pak, kok bapak bisa tau ?
Pak
Wanto : Saya
dulu pernah beberapa tahun tinggal di sumatera, dari logat bicaramu itu saya
tau dek Lauren dari Sumatera
Segmen 3
Narator
: Akhirnya
Lauren sepakat untuk menempati kos yang dimilki oleh Pak Wanto. Dimulailah
tahap awal dari kehidupan baru seseorang yang merantau jauh diseberang pulau
sana. Kehidupan nya ditempat yang belum pernah ditapaki sebelumnya akan
memberikan pengetahuan yang lain pula dari sebelumnya. Lingkungan baru, wawasan
baru, pola hidup baru, juga tak tertinggal akan menambah teman baru.
Pertemanannya akan berawal dari tempat kos, dan disini akan dimulai babak baru
dalam kisah kehidupan seLauren di tanah Jawa. Dimulai lah percakapan antara Lauren
dengan orang satu kos yang telah diketahui berasal asli dari Jawa.
Lauren
: Permisi
bang, perkenalkan saya orang baru disini. Nama saya Lauren, asli dari Medan
Ncis
: Oh iya mas, salam kenal saya Ncis, asli saya dari solo. Kamu mahasiswa
baru ya ?
Lauren
: Iya
bang, aku mahasiswa baru disini. Kau sendiri sudah semester berapa bang ?
Ncis
: Kalau saya sudah semester 3 mas.
Lauren
: Sudah
berapa lama kau tinggal di kos ini bang ?
Ncis
: Sejak awal kuliah saya belum pindah dari sini
Lauren
: Oh
ya sudah, saya keluar dulu ya bang
Ncis
: Iya, monggo
Narator
: Ncis
merasa risih dengan gaya ucapan yang dilontarkan oleh orang baru. Dan
memberikan persepsi yang buruk terhadap Lauren
Segmen
4
Narator
: Di
kemudian harinya, orang baru memulai dialog kembali dengan Pak Wanto. Dalam
suasana santai mereka bercakap dan berbincang. Tidak jauh dari tempat mereka
berbincang, tetangga sebelah rumah mendengarkan perbincangan tersebut.
Pak
Wanto : Jadi,
gimana menurut adek tinggal di Jawa ?
Lauren
: Belum
banyak tau aku pak, baru beberapa hari tinggal disini. Tapi makanan disini beda
ya pak dengan Sumatera, kalau disana pedas-pedas, disini manis-manis.
Pak
Wanto : Iya
dek di Jawa Tengah memang kebanyakan makanannya manis-manis. Sebagian besar
olahan masakan Jawa memang memakai gula, terlebih gula jawa. Menurut
sejarahnya, masakan manis di Jawa ada sangkut pautnya dengan penjajahan Belanda
dimasa Tanam Paksa. Rasa manis jadi dominan di masakan Jawa bagian tengah erat
kaitannya dengan melimpahnya gula di wilayah itu selepas Perang Jawa antara
Belanda melawan Pangeran Diponegoro. Setelah itulah dikeluarkan kebijakan Tanam
Paksa, selama itu ada seratus pabrik gula di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Lauren
: Oh
jadi gitu pak, tapi kok dimana-mana banyak Rumah Makan Padang di sini ?
Pak
Wanto : Orang minang itu dikenal sebagai
pedagang, juga mereka terkenal dengan budaya merantau. Nah, itu salah satu yang
buat Rumah Makan Padang tersebar dimana-mana pulau Jawa. Selain karena itu
juga, bahan masakan dan rasa dari bumbunya juga alasan kenapa Rumah Makan
Padang sampai sekarang masih ramai dinikmati.
Narator
: Perbincangan
terus berlanjut, dan disebelah rumah tersebut, seorang tetangga kos sedang
menyapu yang bernama Dewo sedikit mendengar suara dari perbincangan mereka.
Lalu ia berpapasan dengan Ncis dan menanyakan perihal orang baru tersebut
Dewo
: Eh
ncis, kebetulan saya mau nanya. Itu yang sedang berbincang dengan Pak Wanto
orang baru ya disini ?
Ncis
: Iya bang Dewo, itu orang baru disini, dia juga mahasiswa baru
berasal dari Sumatera.
Dewo
: oh
gitu, kok ngomongnya kayak gak sopan gitu ya ?
Ncis
: (Ikut mendengarkan) Eh iya ya, kemaren saya ngobrol dengan dia agak
risih juga dengan cara ngomongnya sama kayak gitu ? Apalagi ngomong dengan
orangtua kayak gitu tuh
Segmen
5
Narator
: Ncis
dan Dewo terus-menerus menggosipi dan merasa risih dengan logat bicara yang
dilontarkan oleh Lauren, seorang mahasiswa yang berasal dari Sumatera. Persepsi
mereka terhadap Lauren semakin memburuk. Orang baru tersebut tidak tau jika
dibelakang semua yang pernah ia ucapkan kepada orang di lingkungan sekitar
telah memberikan kesan yang buruk terhadapnya. Ada yang menganggap dirinya
kasar, galak, jutek, marah-marah, tidak bisa diajak santai dan konotasi negatif
lainnya. Sehingga tidak banyak yang berani menghadapinya untuk sekedar
bercakap-cakap.
Pada hari libur
perkuliahannya, Lauren selalu menyempatkan diri untuk menelpon orangtuanya.
Bagi nya, itu adalah sebuah kewajiban baru yang harus ia lakukan dan cara untuk
melepaskan kerinduan kepada keluarganya yang tercinta. Di saat Lauren sedang
menelpon, tanpa disengaja Ncis mendengarkan perbincangan tersebut.
Lauren
: Halo
pak, gimana kabarnya ?
Oh ya pak, aku juga
baik-baik saja disini
Untuk sementara ini masih belum
dapat banyak kesan pak. Cuma memang banyak yang beda dalam budaya di Sumatera
dengan di Jawa, makanannya juga manis-manis
Iya pak, udah banyak yang
aku kenal. Gak banyak orang yang dari luar Jawa disini. Di kelas, aku cuma
satu-satunya yang dari luar Jawa.
Narator
: Dengan
cukup seksama, Ncis mendengarkan pembicaraan dari Lauren dengan orangtuanya.
Timbul juga rasa heran di dalam benaknya, karena gaya bicaranya yang tidak
berubah bahkan untuk berbicara dengan keluarga tercintanya sendiri. Lalu, Ncis
meninggalkan tempat itu dan berbicara sendiri di dalam benaknya
Ncis
: Anak baru itu tak pernah berubah dalam berbicara kepada siapapun
juga. Gaya bicaranya yang khas dengan nada tinggi tak kunjung ada perbedaan
bahkan untuk berbicara dengan orangtuanya, yang saya yakin ia cintai itu. Atau
memang bagi Lauren, kelembutan bukan dibuktikan dengan gaya bicaranya yang
halus terhadap orang lain ?
Segmen
6
Narator
: Persepsi
Ncis terhadap Lauren yang awalnya berkonotasi negatif mulai membaik dengan
perenungan yang ia lihat dari Lauren selama ini. Dia jadi tidak sepenuhnya
memandang Lauren adalah orang galak, beringas, buruk wataknya. Tapi itu belum
sepenuhnya meyakinkan dirinya, sebelum akhirnya ada sebuah insiden yang
meyakinkan dirinya bahwa Lauren sebenarnya orang yang baik, bukan seperti yang
selama ini Ncis sangka-sangka. Insiden itu ketika Lauren hendak pulang dari
perkuliahannya, lalu ditengah jalan ada orang yang terjatuh dari motor
Satrio
: Aduh
!! (keadaan kesakitan)
Lauren
: Sini
bang saya bantu (bergegas membantu orang asing yang mengalami kecelakaan itu)
Satrio
: ya
sudah saya jalan lagi ya mas.
Lauren
: Istirahat
dulu pak, diminum dulu airnya (menyodorkan minuman). Saya mau beli perban dulu
untuk luka bapak
Satrio
: Sudah
gak usah mas, merepotkan. Ini saya mau jalan lagi, buru-buru juga soalnya. Ya
sudah makasih ya mas sudah membantu
Lauren
: Iya,
hati-hati di jalan ya pak
Segmen
7
Narator
: Ncis
melihat semua kejadian tersebut, dia melihat dengan nyata bagaimana tindakan
tulus dari Lauren dalam menolong orang asing yang tak dikenalnya. Lenyaplah
persepsi buruk yg dulu Ncis ramalkan dalam menjustifikasi sekedar ucapan yang
dilontarkan dari Lauren. Ncis merasa bersalah karena sebelumnya telah berpikir
buruk terhadap orang yang belum lama ia kena sama sekalil. Sehingga di waktu
lainnya di tempat kos, Ncis berniat untuk meminta maaf kepada Lauren atas sikapnya
yang risih itu. Di depan teras terlihat Lauren dan Pak Wanto sedang mengobrol,
lalu Ncis hendak ikut bergabung dalam perbincangan ringan mereka.
Ncis
: Permisi, boleh saya ikut bergabung ?
Pak
Wanto : Oh
ya silahkan
Narator
: Di
tengah perbincangan itu, Ncis bermaksud ingin meminta maaf atas sikapnya yang
memandang buruk terhadap Lauren
Ncis
: Sebelumnya saya mau minta maaf dengan Lauren, karena sudah
berprasangka buruk. Saya kira awalnya kamu orangnya jutek, galak, karena cara
bicaramu yang bernada tinggi.
Pak
Wanto : (Sambil
tersenyum) Mas Lauren itu anak yang baik. Memang banyak orang yang berburuk
sangka kepada cara bicaranya. Tetapi itu memang sudah menjadi budaya yang
melekat di dalam diri Lauren. Bapak sejak awal bisa memaklumi cara bicaranya
Lauren, karena dulu bapak pernah tinggal beberapa tahun di sana untuk
berdagang. Awalnya juga Bapak cukup heran, dengan pembeli-pembeli yang
berbicara nyerocos kayak si Lauren. Tapi lama-kelamaan bapak jadi paham dan
memaklumi, jadi kalau bapak berdagang di Sumatera dulu jadi keikut bicara
seperti itu. Kata banyak orang sih, itu supaya lebih cair dalam berinteraksi.
Lauren
: Iya
sudah bang gak papa, namanya baru kenal. Wajar kalau timbul persepsi-persepsi
seperti itu.
Ncis
: Mending kita cari makan dulu sekarang. Aku sudah lapar ini
Lauren : Ayo bang, enaknya makan
apa ini ?
Ncis : Nasi padang khas dari pulau Sumatera boleh tu
Lauren : Boleh, ayok gas
Narator
: Lauren
dan Ncis akhirnya pergi makan bersama dan membuang sekat perbedaan budaya,
adat, serta ucapan yang berbeda diantara mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar