Basmalah

Basmalah

Kamis, 18 Oktober 2018

KUPING ABU-ABU


Oleh : Tiorivaldi

Tokoh dan Penokohan
1.     Lauren
Seorang Mahasiswa Baru yang berasal dari Sumatera yang merantau ke tanah Jawa. Memiliki nada bicara yang tinggi sehingga terkesan keras, marah, galak, dan sebagainya. Tetapi dibalik itu semua, dia adalah orang yang perhatian dan peduli terhadap orang lain
2.     Pak Wanto
Bapak pemilik kos yang akan ditempati oleh Lauren berusia sekitar 60 tahun. Memiliki sifat terbuka, ramah, peduli dan tidak membeda-bedakan satu sama lain.
3.     Ncis
Mahasiswa semester 3 yang berasal asli dari Jawa Tengah, teman satu kos Lauren, berpenampilan rapi dan keren. Memiliki sifat tertutup, berprasangka buruk, suka menggosip
4.     Dewo : Suka gosip, berprasangka buruk
Tetangga sebelah kos yang berusia 28 tahun, perawakan sederhana, teliti. Tapi suka menggosip dengan Ncis dan sering berprasangka buruk terhadap orang lain
5.     Satrio
Pekerja kantoran berusia 30 tahun, sering murung, bengong dan kurang bergairah tetapi memiliki kesabaran menjalani hidup
Sinopsis :
Di sebuah waktu dan tempat yang terus menunjukkan ketidakberhentiannya dalam melangkah maju, ada seorang yang berasal dan tinggal dari kecil hingga tamat bangku SMA di Sumatera, dia bernama Lauren. Ia bosan dan merasa stagnan dengan jalan hidup yang tidak nampak niai dinamisnya, lalu mencoba mencari di tempat, lingkungan, watak dan budaya yang cukup spesifik terbilang berbeda. Ia merantau ke Pulau Jawa lebih tepat nya lagi di Magelang, provinsi Jawa Tengah untuk melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya. Namun, ternyata di jawa pula ada nilai stagnasi atau bisa dikatakan belum sepenuhnya memahami keberagaman. Perbedaan dalam tinggi nada, dengan sinisnya bisa memberi persepsi yang tak jarang dalam konotasi negatif (galak, gak santai, marah-marah, jutek, kasar, dll) oleh mereka yang sebagai penghuni asli di tanah Jawa.

Jalan cerita :
1.     Akhirnya ku merantau ke Jawa
2.     Mencari kos
3.     Berkenalan dengan teman satu kos, si Ncis
4.    Mengobrol dengan Pak Wanto, bapak pemilik kos dan digosipi oleh Ncis dan tetangga kos yang bernama Dewo
5.     Menelepon orang tua dan Ncis menguping pembicaraan
6.  Membantu kecelakaan bermotor, Ncis melihat kejadian tersebut dan menyadari kesalahannya dalam memandang diriku
7.     Sedang mengopi dengan Pak Wanto, permintaan maaf Ncis kepadaku

Segmen 1
Narator      : Seorang pemuda bernama Lauren yang berasal dari sebuah pulau terpadat ke 5 di Dunia, yaitu Sumatera. Ia hendak melanjutkan jenjang pendidikannya di sebuah pulau yang dibatasi oleh selat Sunda, yaitu Jawa. Dengan telah mendapatkan izin dari orangtua nya, akhirnya hari ini ia hendak berangkat menaiki pesawat.
Lauren        : Ah akhirnya untuk pertama kalinya dalam hidupku menginjakkan kaki di tanah Jawa, pulau yang sering dikabarkan terpadat di dunia. Aku telah meninggalkan orangtua demi masa depanku ini, maka aku harus sukses dan membanggakan mereka yang mendoakan dari sana. Tapi, apakah aku bisa untuk melakukannya ? Bagaimana jika akhirnya aku tidak bisa ? Kira2 seperti apa teman-teman yang akan ku dapatkan disini ? Rasa-rasanya ku ingin cepat untuk menuntaskan semua pertanyaan itu. Baiklah kita awali semuanya dengan melangkahkan kaki ini ke tempat awal yang perlu aku tuju. Hmm, apalagi kalau bukan kampus, lalu mencari tempat kos untuk menyuplai kembali stamina ini.


Segmen 2
Narator      : Lauren telah mendaftar ulang di kampus, dan ia sampai di tempat kos yang bisa ia huni di tanah Jawa ini. Dimulai lah percakapan hangat di antara Lauren dengan bapak pemilik kos yang diketahui bernama Wanto.
Lauren        : Selamat siang pak, sebelumnya perkenalkan dulu saya Lauren, saya mau tanya apakah di tempat kos bapak masih ada kamar yang belum ditempati ?
Pak Wanto : Oh masih dek, ini tinggal pilih saja. Masih ada tiga kamar lagi yang tersisa
Lauren        : Oh iya, boleh saya cek lebih dahulu pak ?
Pak Wanto : Silahkan dek
Narator      : Lalu Lauren masuk untuk mengecek kamar yang tersedia
Pak Wanto : Dek Lauren dari Sumatera ya ?
Lauren        : Iya pak, kok bapak bisa tau ?
Pak Wanto : Saya dulu pernah beberapa tahun tinggal di sumatera, dari logat bicaramu itu saya tau dek Lauren dari Sumatera

Segmen 3
Narator      : Akhirnya Lauren sepakat untuk menempati kos yang dimilki oleh Pak Wanto. Dimulailah tahap awal dari kehidupan baru seseorang yang merantau jauh diseberang pulau sana. Kehidupan nya ditempat yang belum pernah ditapaki sebelumnya akan memberikan pengetahuan yang lain pula dari sebelumnya. Lingkungan baru, wawasan baru, pola hidup baru, juga tak tertinggal akan menambah teman baru. Pertemanannya akan berawal dari tempat kos, dan disini akan dimulai babak baru dalam kisah kehidupan seLauren di tanah Jawa. Dimulai lah percakapan antara Lauren dengan orang satu kos yang telah diketahui berasal asli dari Jawa.
Lauren        : Permisi bang, perkenalkan saya orang baru disini. Nama saya Lauren, asli dari Medan
Ncis            : Oh iya mas, salam kenal saya Ncis, asli saya dari solo. Kamu mahasiswa baru ya ?
Lauren        : Iya bang, aku mahasiswa baru disini. Kau sendiri sudah semester berapa bang ?
Ncis            : Kalau saya sudah semester 3 mas.
Lauren        : Sudah berapa lama kau tinggal di kos ini bang ?
Ncis            : Sejak awal kuliah saya belum pindah dari sini
Lauren        : Oh ya sudah, saya keluar dulu ya bang
Ncis            : Iya, monggo
Narator      : Ncis merasa risih dengan gaya ucapan yang dilontarkan oleh orang baru. Dan memberikan persepsi yang buruk terhadap Lauren


Segmen 4
Narator      : Di kemudian harinya, orang baru memulai dialog kembali dengan Pak Wanto. Dalam suasana santai mereka bercakap dan berbincang. Tidak jauh dari tempat mereka berbincang, tetangga sebelah rumah mendengarkan perbincangan tersebut.
Pak Wanto : Jadi, gimana menurut adek tinggal di Jawa ?
Lauren        : Belum banyak tau aku pak, baru beberapa hari tinggal disini. Tapi makanan disini beda ya pak dengan Sumatera, kalau disana pedas-pedas, disini manis-manis.
Pak Wanto : Iya dek di Jawa Tengah memang kebanyakan makanannya manis-manis. Sebagian besar olahan masakan Jawa memang memakai gula, terlebih gula jawa. Menurut sejarahnya, masakan manis di Jawa ada sangkut pautnya dengan penjajahan Belanda dimasa Tanam Paksa. Rasa manis jadi dominan di masakan Jawa bagian tengah erat kaitannya dengan melimpahnya gula di wilayah itu selepas Perang Jawa antara Belanda melawan Pangeran Diponegoro. Setelah itulah dikeluarkan kebijakan Tanam Paksa, selama itu ada seratus pabrik gula di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Lauren        : Oh jadi gitu pak, tapi kok dimana-mana banyak Rumah Makan Padang di sini ?
Pak Wanto :  Orang minang itu dikenal sebagai pedagang, juga mereka terkenal dengan budaya merantau. Nah, itu salah satu yang buat Rumah Makan Padang tersebar dimana-mana pulau Jawa. Selain karena itu juga, bahan masakan dan rasa dari bumbunya juga alasan kenapa Rumah Makan Padang sampai sekarang masih ramai dinikmati.
Narator      : Perbincangan terus berlanjut, dan disebelah rumah tersebut, seorang tetangga kos sedang menyapu yang bernama Dewo sedikit mendengar suara dari perbincangan mereka. Lalu ia berpapasan dengan Ncis dan menanyakan perihal orang baru tersebut
Dewo          : Eh ncis, kebetulan saya mau nanya. Itu yang sedang berbincang dengan Pak Wanto orang baru ya disini ?
Ncis            : Iya bang Dewo, itu orang baru disini, dia juga mahasiswa baru berasal dari Sumatera.
Dewo          : oh gitu, kok ngomongnya kayak gak sopan gitu ya ?
Ncis            : (Ikut mendengarkan) Eh iya ya, kemaren saya ngobrol dengan dia agak risih juga dengan cara ngomongnya sama kayak gitu ? Apalagi ngomong dengan orangtua kayak gitu tuh

Segmen 5
Narator      : Ncis dan Dewo terus-menerus menggosipi dan merasa risih dengan logat bicara yang dilontarkan oleh Lauren, seorang mahasiswa yang berasal dari Sumatera. Persepsi mereka terhadap Lauren semakin memburuk. Orang baru tersebut tidak tau jika dibelakang semua yang pernah ia ucapkan kepada orang di lingkungan sekitar telah memberikan kesan yang buruk terhadapnya. Ada yang menganggap dirinya kasar, galak, jutek, marah-marah, tidak bisa diajak santai dan konotasi negatif lainnya. Sehingga tidak banyak yang berani menghadapinya untuk sekedar bercakap-cakap.
                     Pada hari libur perkuliahannya, Lauren selalu menyempatkan diri untuk menelpon orangtuanya. Bagi nya, itu adalah sebuah kewajiban baru yang harus ia lakukan dan cara untuk melepaskan kerinduan kepada keluarganya yang tercinta. Di saat Lauren sedang menelpon, tanpa disengaja Ncis mendengarkan perbincangan tersebut.
Lauren        : Halo pak, gimana kabarnya ?
                     Oh ya pak, aku juga baik-baik saja disini
                     Untuk sementara ini masih belum dapat banyak kesan pak. Cuma memang banyak yang beda dalam budaya di Sumatera dengan di Jawa, makanannya juga manis-manis
                     Iya pak, udah banyak yang aku kenal. Gak banyak orang yang dari luar Jawa disini. Di kelas, aku cuma satu-satunya yang dari luar Jawa.
Narator      : Dengan cukup seksama, Ncis mendengarkan pembicaraan dari Lauren dengan orangtuanya. Timbul juga rasa heran di dalam benaknya, karena gaya bicaranya yang tidak berubah bahkan untuk berbicara dengan keluarga tercintanya sendiri. Lalu, Ncis meninggalkan tempat itu dan berbicara sendiri di dalam benaknya
Ncis            : Anak baru itu tak pernah berubah dalam berbicara kepada siapapun juga. Gaya bicaranya yang khas dengan nada tinggi tak kunjung ada perbedaan bahkan untuk berbicara dengan orangtuanya, yang saya yakin ia cintai itu. Atau memang bagi Lauren, kelembutan bukan dibuktikan dengan gaya bicaranya yang halus terhadap orang lain ?

Segmen 6
Narator       : Persepsi Ncis terhadap Lauren yang awalnya berkonotasi negatif mulai membaik dengan perenungan yang ia lihat dari Lauren selama ini. Dia jadi tidak sepenuhnya memandang Lauren adalah orang galak, beringas, buruk wataknya. Tapi itu belum sepenuhnya meyakinkan dirinya, sebelum akhirnya ada sebuah insiden yang meyakinkan dirinya bahwa Lauren sebenarnya orang yang baik, bukan seperti yang selama ini Ncis sangka-sangka. Insiden itu ketika Lauren hendak pulang dari perkuliahannya, lalu ditengah jalan ada orang yang terjatuh dari motor
Satrio          : Aduh !! (keadaan kesakitan)
Lauren        : Sini bang saya bantu (bergegas membantu orang asing yang mengalami kecelakaan itu)
Satrio          : ya sudah saya jalan lagi ya mas.
Lauren        : Istirahat dulu pak, diminum dulu airnya (menyodorkan minuman). Saya mau beli perban dulu untuk luka bapak
Satrio         : Sudah gak usah mas, merepotkan. Ini saya mau jalan lagi, buru-buru juga soalnya. Ya sudah makasih ya mas sudah membantu
Lauren       : Iya, hati-hati di jalan ya pak



Segmen 7
Narator      : Ncis melihat semua kejadian tersebut, dia melihat dengan nyata bagaimana tindakan tulus dari Lauren dalam menolong orang asing yang tak dikenalnya. Lenyaplah persepsi buruk yg dulu Ncis ramalkan dalam menjustifikasi sekedar ucapan yang dilontarkan dari Lauren. Ncis merasa bersalah karena sebelumnya telah berpikir buruk terhadap orang yang belum lama ia kena sama sekalil. Sehingga di waktu lainnya di tempat kos, Ncis berniat untuk meminta maaf kepada Lauren atas sikapnya yang risih itu. Di depan teras terlihat Lauren dan Pak Wanto sedang mengobrol, lalu Ncis hendak ikut bergabung dalam perbincangan ringan mereka.
Ncis           : Permisi, boleh saya ikut bergabung ?
Pak Wanto : Oh ya silahkan
Narator      : Di tengah perbincangan itu, Ncis bermaksud ingin meminta maaf atas sikapnya yang memandang buruk terhadap Lauren
Ncis           : Sebelumnya saya mau minta maaf dengan Lauren, karena sudah berprasangka buruk. Saya kira awalnya kamu orangnya jutek, galak, karena cara bicaramu yang bernada tinggi.
Pak Wanto : (Sambil tersenyum) Mas Lauren itu anak yang baik. Memang banyak orang yang berburuk sangka kepada cara bicaranya. Tetapi itu memang sudah menjadi budaya yang melekat di dalam diri Lauren. Bapak sejak awal bisa memaklumi cara bicaranya Lauren, karena dulu bapak pernah tinggal beberapa tahun di sana untuk berdagang. Awalnya juga Bapak cukup heran, dengan pembeli-pembeli yang berbicara nyerocos kayak si Lauren. Tapi lama-kelamaan bapak jadi paham dan memaklumi, jadi kalau bapak berdagang di Sumatera dulu jadi keikut bicara seperti itu. Kata banyak orang sih, itu supaya lebih cair dalam berinteraksi.
Lauren        : Iya sudah bang gak papa, namanya baru kenal. Wajar kalau timbul persepsi-persepsi seperti itu.
Ncis            : Mending kita cari makan dulu sekarang. Aku sudah lapar ini
Lauren        : Ayo bang, enaknya makan apa ini ?
Ncis            : Nasi padang khas dari pulau Sumatera boleh tu
Lauren        : Boleh, ayok gas
Narator       : Lauren dan Ncis akhirnya pergi makan bersama dan membuang sekat perbedaan budaya, adat, serta ucapan yang berbeda diantara mereka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar