Oleh :Tiorivaldi
Seni tidaklah bertolak belakang dengan eksistensi Islam. Hanya saja kebanyakan para seniman tersebut yang bertolak belakang dan menyimpang dari ajaran agama Islam
Kalau hanya karena seperti itu kita menganggap seni selalu hal yang buruk.
Lantas tidak berbeda dengan kita menganggap Islam adalah agama kekerasan, atau pun islam adalah agama teroris
Maka yang benar adalah, beberapa dari orang (hanya sebagian kecil) Muslim itu melakukan kekerasan, keterorisan . Walaupun belum pasti juga apakah mereka yang disebut teroris tersebut benar-benar seorang muslim atau hanya rekayasa yang diciptakan untuk menutup kebenaran dibalik kebathilan.
Karena dalam Islam pun mengecam akan hal demikian. Jadi perlu dipertanyakan kembali, yang membunuh orang tidak bersalah, yang sering melakukan kekerasan, bahkan yang menganggap darah orang muslim lainnya halal itu Islam darimana ? Islam punya sumber hukum baru ya selain Al-Qur'an dan Hadits Rasulullah.
Mungkin ada nih sebagian yang bertanya. "Kan hampir musik diharamkan dalam islam ? Kan gambar wajah dipertangggungjawabkan untuk meniup ruhnya kelak ? Kan gak boleh mempertunjukkan lekukan dan gerakan tubuh dalam Islam ? Kan..? Kan...? Kan...? Kan...?
Yang kalian sebutkan kan yang memang diharamkan, kalau yang dihalalkan dikemanakan ?
Emang kaligrafi diharamkan ya ? Itu salah satu dari bagian seni rupa lo. Terus rebana itu haram juga ? Itu salah satu bagian dari musik lo. Bahkan disaat Abu Bakar RA hendak melarang anak kecil bermain gendang, Rasulullah malah membolehkan.
Dalam Islam maupun hukum alam, segala yang berlebihan itu menjadi hal yang diperburukkan. Kita makan itu halal (makanan yang sesuai apa yang diperbolehkan), lalu menjadi buruk bahkan haram jika berlebihan dalam makan. Kita berolahraga itu baik untuk kesehatan, tetapi ketika berlebihan dalam berolahraga malah akan menimbulkan penyakit.
Jadi, anggap saja seni yang diharamkan itu akibat perbuatan manusia yang mulai berlebihan dalam mencapai suatu hal. Kebanyakan seniman menggunakan pikiran logikanya melewati batas. Alhasil, logika yang diluar batas tersebut jadi membuatnya menjadi seorang yang tidak begitu beriman. Bahkan tidak jarang banyak yang menjadi Atheis karenanya.
Kalau pendapat saya pribadi (semoga Allah mengampuni saya jika salah), seharusnya para seniman, dan para ilmuwan itu adalah orang yang paling tahu bahwa Tuhan itu benar adanya. Pernahkah setidaknya para seniman yang sudah menggunakan akalnya semampunya, merasa bahwa apa yang dicapai tak pernah akan berbuah hasil yang puas.
Seniman dan ilmuwan adalah orang-orang yang paling mencoba memplagiatkan hasil karya dari Allah SWT. Mereka mencoba meniru hasil karya-Nya berupa manusia, hewan, tumbuhan, dan alam semesta ini. Mencoba mengekspresikan hasil tiruan tersebut lewat lukisan, patung, dan sebagainya. Tidak jarang juga sangat mirip dengan objek yang berada dihadapannya. Tapi apa tidak sedikit pun sadar atau pun bertanya-tanya, "Siapakah yang menciptakan hasil karya yang menjadi objek pengekspresiannya ini ?" Dan sebanyak apapun, selama apapun, dan sekuat apapun hasil karyanya takkan dapat menyamai hasil karya-Nya
Paling jauh manusia saat ini hanya dapat menciptakan robot yang secara fisikal sudah sangat mirip, tetapi tidak pada struktur bagian dalamnya.
Seni adalah sebuah keindahan yang diciptakan. Maka karya terbaik dan tak dapat digapai adalah karya Allah SWT.
Allah adalah seniman rupa terbaik. Dia menciptakan karya berupa manusia, tumbuhan, hewan, gunung, langit, dan segala yang kita lihat dibumi ini. Tetapi manusia takkan pernah dapat menggapai atau meniru dengan persis apa yang diciptakan-Nya
Allah adalah sastrawan terbaik. Al-Qur'an, tidak lain penulisnya adalah Dia. Sebuah buku yang tidak akan dapat ditiru atau di ubah. Bahkan Allah SWT menantang manusia terkait hal ini, "Jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Qur’ân yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal al-Qur’ân itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allâh, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya), dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, (neraka itu) telah disediakan bagi orang-orang kafir." (Al-Baqarah : 23-24)
Allah adalah produser dan ilustrator terbaik. Dia menyusun alur cerita kehidupan di bumi ini sangat rumit dan dalam jangka waktu yang tak dapat ditentukan. Saya menulis essay ini saat ini, adalah suatu alur yang telah ditetapkan Allah sebelumnya.
Jadi, jika kita mengetahui siapa yang menjadi seniman pertama kali. Berarti tidaklah buruk sebuah hal yang kita sebut seni, hanya saja kembali ke awal tadi. Orang-orang yang berada di lingkup seni lah yang menyimpang kepada hal yang seharusnya. Bahkan masyarakat Islam sekarang banyak juga yang mengatakan politik itu kotor. Tetapi murninya adalah orang-orang yang berada dalam lingkup politik, kebanyakan adalah orang-orang yang kotor.
Jadi, janganlah coba menjauhi sesuatu tanpa pernah masuk ke dalam ruang lingkup tersebut. Atau setidaknya sudah mempelajari lebih dalam, baru kita boleh menentukan sendiri apa yang harus kita lakukan. Cobalah untuk mengurangi perkara taklid dalam kehidupan
Wallahu A'lam Bish-shawab
Seni tidaklah bertolak belakang dengan eksistensi Islam. Hanya saja kebanyakan para seniman tersebut yang bertolak belakang dan menyimpang dari ajaran agama Islam
Kalau hanya karena seperti itu kita menganggap seni selalu hal yang buruk.
Lantas tidak berbeda dengan kita menganggap Islam adalah agama kekerasan, atau pun islam adalah agama teroris
Maka yang benar adalah, beberapa dari orang (hanya sebagian kecil) Muslim itu melakukan kekerasan, keterorisan . Walaupun belum pasti juga apakah mereka yang disebut teroris tersebut benar-benar seorang muslim atau hanya rekayasa yang diciptakan untuk menutup kebenaran dibalik kebathilan.
Karena dalam Islam pun mengecam akan hal demikian. Jadi perlu dipertanyakan kembali, yang membunuh orang tidak bersalah, yang sering melakukan kekerasan, bahkan yang menganggap darah orang muslim lainnya halal itu Islam darimana ? Islam punya sumber hukum baru ya selain Al-Qur'an dan Hadits Rasulullah.
Mungkin ada nih sebagian yang bertanya. "Kan hampir musik diharamkan dalam islam ? Kan gambar wajah dipertangggungjawabkan untuk meniup ruhnya kelak ? Kan gak boleh mempertunjukkan lekukan dan gerakan tubuh dalam Islam ? Kan..? Kan...? Kan...? Kan...?
Yang kalian sebutkan kan yang memang diharamkan, kalau yang dihalalkan dikemanakan ?
Emang kaligrafi diharamkan ya ? Itu salah satu dari bagian seni rupa lo. Terus rebana itu haram juga ? Itu salah satu bagian dari musik lo. Bahkan disaat Abu Bakar RA hendak melarang anak kecil bermain gendang, Rasulullah malah membolehkan.
Dalam Islam maupun hukum alam, segala yang berlebihan itu menjadi hal yang diperburukkan. Kita makan itu halal (makanan yang sesuai apa yang diperbolehkan), lalu menjadi buruk bahkan haram jika berlebihan dalam makan. Kita berolahraga itu baik untuk kesehatan, tetapi ketika berlebihan dalam berolahraga malah akan menimbulkan penyakit.
Jadi, anggap saja seni yang diharamkan itu akibat perbuatan manusia yang mulai berlebihan dalam mencapai suatu hal. Kebanyakan seniman menggunakan pikiran logikanya melewati batas. Alhasil, logika yang diluar batas tersebut jadi membuatnya menjadi seorang yang tidak begitu beriman. Bahkan tidak jarang banyak yang menjadi Atheis karenanya.
Kalau pendapat saya pribadi (semoga Allah mengampuni saya jika salah), seharusnya para seniman, dan para ilmuwan itu adalah orang yang paling tahu bahwa Tuhan itu benar adanya. Pernahkah setidaknya para seniman yang sudah menggunakan akalnya semampunya, merasa bahwa apa yang dicapai tak pernah akan berbuah hasil yang puas.
Seniman dan ilmuwan adalah orang-orang yang paling mencoba memplagiatkan hasil karya dari Allah SWT. Mereka mencoba meniru hasil karya-Nya berupa manusia, hewan, tumbuhan, dan alam semesta ini. Mencoba mengekspresikan hasil tiruan tersebut lewat lukisan, patung, dan sebagainya. Tidak jarang juga sangat mirip dengan objek yang berada dihadapannya. Tapi apa tidak sedikit pun sadar atau pun bertanya-tanya, "Siapakah yang menciptakan hasil karya yang menjadi objek pengekspresiannya ini ?" Dan sebanyak apapun, selama apapun, dan sekuat apapun hasil karyanya takkan dapat menyamai hasil karya-Nya
Paling jauh manusia saat ini hanya dapat menciptakan robot yang secara fisikal sudah sangat mirip, tetapi tidak pada struktur bagian dalamnya.
Seni adalah sebuah keindahan yang diciptakan. Maka karya terbaik dan tak dapat digapai adalah karya Allah SWT.
Allah adalah seniman rupa terbaik. Dia menciptakan karya berupa manusia, tumbuhan, hewan, gunung, langit, dan segala yang kita lihat dibumi ini. Tetapi manusia takkan pernah dapat menggapai atau meniru dengan persis apa yang diciptakan-Nya
Allah adalah sastrawan terbaik. Al-Qur'an, tidak lain penulisnya adalah Dia. Sebuah buku yang tidak akan dapat ditiru atau di ubah. Bahkan Allah SWT menantang manusia terkait hal ini, "Jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Qur’ân yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal al-Qur’ân itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allâh, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya), dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, (neraka itu) telah disediakan bagi orang-orang kafir." (Al-Baqarah : 23-24)
Allah adalah produser dan ilustrator terbaik. Dia menyusun alur cerita kehidupan di bumi ini sangat rumit dan dalam jangka waktu yang tak dapat ditentukan. Saya menulis essay ini saat ini, adalah suatu alur yang telah ditetapkan Allah sebelumnya.
Jadi, jika kita mengetahui siapa yang menjadi seniman pertama kali. Berarti tidaklah buruk sebuah hal yang kita sebut seni, hanya saja kembali ke awal tadi. Orang-orang yang berada di lingkup seni lah yang menyimpang kepada hal yang seharusnya. Bahkan masyarakat Islam sekarang banyak juga yang mengatakan politik itu kotor. Tetapi murninya adalah orang-orang yang berada dalam lingkup politik, kebanyakan adalah orang-orang yang kotor.
Jadi, janganlah coba menjauhi sesuatu tanpa pernah masuk ke dalam ruang lingkup tersebut. Atau setidaknya sudah mempelajari lebih dalam, baru kita boleh menentukan sendiri apa yang harus kita lakukan. Cobalah untuk mengurangi perkara taklid dalam kehidupan
Wallahu A'lam Bish-shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar