Basmalah

Basmalah

Senin, 23 Januari 2017

Logika Syahadatain


Oleh : Tiorivaldi
 
Syahadatain yang berarti dua kalimat syahadat adalah sebuah kunci dalam membuka pinta gerbang menuju Islam (nanti akan dibahas lebih rinci). Jika kita ibaratkan, syahadatain itu sebagai contoh seperti saat kita mengirim formulir untuk masuk ke dalam sebuah yayasan ataupun organisasi. Misalnya kita ingin mendaftar pada sebuah perguruan tinggi, maka hal pertama yang kita lakukan adalah mengabarkan atau mengirimkan formulir tersebut kepada pihak yang berwenang di perguruan tinggi. Tetapi kita tidak akan begitu mudahnya masuk kedalam perguruan tinggi. Perlu sebuah usaha yang benar-benar dan bersungguh-sungguh agar benar-benar bisa terdaftar sebagai mahasiswa.
Tak jauh berbeda seperti konsep syahadatain, dimana saat kita bersyahadat lah kita mendaftarkan diri kedalam sebuah perkumpulan umat yang berserah diri kepada Sang Khaliq. Hanya dengan berserah diri kepada Allah lah kita akan dapat mencapai usaha kita selama ini menuju tempat yang mulia disisi-Nya yaitu masuk ke dalam Surga. Coba kita bayangkan kembali, semisal kita tidak mengirim sebuah formulir kepada perguruan tinggi tersebut. Maka walaupun kita seseorang yang punya kecerdasan dan kemampuan yang terbilang cukup baik. Kita tidak akan pernah dapat masuk ke dalam perguruan tinggi tersebut, sama halnya jikalau kita malah salah alamat dan nyasar ke perguruan tinggi yang lain. Karena perlu diketahui Surga ibaratkan hanya punya satu perguruan tinggi yang didalamnya ada berbagai fakultas, program studi dan tingkatan (diploma, sarjana, magister, dan doktor). walaupun kita masuk ke dalam perguruan tinggi yang lain. Maka tempat yang akan kita tuju bukanlah Surga. Masihlah lebih baik orang tidak cerdas dan malas yang mendaftar diri ketimbang orang yang cerdas dan rajin tetapi ia tidak mendaftar. Maka seperti itulah syahadatain, sebagai sebuah formulir pendaftaran masuk kedalam Surga. Tetapi perlu usaha yang lainnya seperti shalat, zakat, puasa, amar ma’ruf dan nahi munkar, dan lainnya. Semua perbuatan tersebut bagaikan nilai rapor, atau hasil tes seleksi kita. Jika sesuai dengan keinginan perguruan tinggi maka Surga yang akan menanti.

Syahadatain memiliki dua kalimat yang berisi ʾašhadu ʾal lā ilāha illa l-Lāh (Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah) Dan ašhadu ʾanna muḥammadar rasūlu l-Lāh (Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul [utusan] Allah). Beberapa orang muslim ataupun non-muslim ada yang bertanya, “Pada kalimat pertama yang berisi Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, saya masih bisa menerimanya. Tetapi kenapa pada kalimat kedua berisi Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul (utusan) Allah. Bisa anda jelaskan sedikit tentang hal itu ?
Pada dasarnya syahdatain bermakna :
·         Mengakui ketauhidan Allah
Hal ini banyak dikabarkan di dalam Al-Qur’an, salah satunya konsep tauhid yang ada dalam surat Al-Ikhlas. Allah adalah satu-satunya dzat yang kekal dan patuh disembah. Karena Allah lah yang menciptakan kita sebagai manusia, langit, bumi, dan seisinya. Alangkah tidak bersyukurnya kita sudah diberi sebuah kenikmatan yang melimpah dan menganggap Allah sebagai Tuhan saja kita tidak mau. Ada pertanyaan lainnya dari kalangan non-muslim, “Apakah kita harus masuk kedalam Islam agar dapat masuk kedalam Surga. Sedangkan saya melakukan perbuatan-perbuatan baik kepada orang lain ?
Wahai saudaraku, apakah anda lebih peduli kepada orang lain yang diciptakan oleh Allah juga, dibandingkan kepada Allah yang menciptakanmu sehingga bisa berbuat baik kepada orang lain. Jika anda adalah seorang karyawan dalam perusahaan, pasti ada sebuah peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh bosmu. Apakah yang akan terjadi jika anda membantah aturan-aturan tersebut. Walaupun anda bersikap baik kepada karyawan lainnya, bosmu tidak terima jika anda tidak sopan terhadap dirinya. Sama halnya dengan Allah, memberikan aturan-aturan yang ditetapkan. Dan benar saja, aturan itu hanya ada jika anda masuk ke dalam kebenaran yaitu Islam. Banyak hal yang Allah tetapkan untuk kita jalankan, dan berbuat baik kepada orang lainnya itu hanyalah sebagian dari banyaknya hal yang Allah tetapkan. Seperti shalat, zakat, puasa, dan lainnya apakah anda sebagai non-muslim melakukan hal tersebut ? jelas jawabannya tidak.
Selain itu juga, Allah tidak akan senang jikalau kita menambah-menambahkan perkara yang sudah ditetapkan-Nya. Yakinilah Islam sudah sempurna saat di zaman Rasulullah dan para sahabat sampai akhir zaman. Contoh lagi, semisal anda melihat ruangan bos perusahaan anda sedang berantakan. Dan anda mencoba untuk berbuat baik dengan memberes-bereskan ruangan tersebut. Apakah saat bos anda sampai di perusahaan dan mengetahui mejanya tadi sudah tertata rapi akan memujimu ? Jelas belum tentu tidak, karena bisa jadi meja tadi sedang berantakan untuk memisahkan berkas-berkas. Dan saat anda mencoba untuk merapikan ruangan tadi, maka pasti berkas-berkas tadi malah akan teracak kembali. Maka inilah yang biasa dalam Islam dikatakan perkara Syubhat, kita belum tau apakah hal itu benar-benar baik bagi kita atau tidak.
·         Mengakui kerasulan Muhammad
Hal ini lah yang masih jadi banyak pertanyaan bagi orang-orang baik muslim maupun non-muslim. Kenapa dalam syahadat kita harus menyebutkan hal ini ? . Semisal andamembuat sebuah buku. Apakah yang tercantum dalam cover buku tersebut hanya seorang penulisnya saja. Yang tercantum disana ada banyak lembaga-lembaga lainnya seperti penerbit, penerjemah, editor, dan lain sebagainya.
Alasan lainnya adalah karena Muhammad SAW adalah yang menyebarkan dan menyampaikan agama Islam kepada kita saat ini. Hal yang menjadi aneh adalah saat orang mengatakan nabi Muhammad SAW adalah pendiri dari agama Islam. Padahal agama Islam sudah ada sejak manusia yang pertama kali turun ke bumi yaitu Adam AS. Karena Islam berarti seseorang yang berserah diri kepada Allah SWT. Dan kita ketahui bahwa para nabi dan rasul adalah orang-orang yang berserah diri kepada Allah SWT. Selain itu juga, nabi Muhammad SAW adalah satu-satunya rasul Allah yang diutus untuk menyebarkan agama Islam untuk seluruh umat manusia. Jika kita lihat kembali, nabi Isa AS, nabi Musa AS, dan para nabi sebelum Muhammad SAW, mereka diutus hanya untuk menyebarkan agama Islam untuk kaumnya saja yaitu bani Israil, dan lain sebagainya. Lalu kenapa penting menyebutkan Muhammad dalam syahadat ? Karena hanya aturan-aturan yang disampaikan nabi Muhammad SAW lah yang dapat kita amalkan saat ini. Mungkin ada beberapa aturan-aturan yang disampaikan oleh para nabi sebelumnya, tetapi tidak segalanya sama, seperti nabi Daud AS yang memiliki istri kurang lebih seribu. Pada aturan yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW sekarang seorang lelaki hanya boleh memiliki istri 4.
Alasan terakhir yang kuketahui adalah karena jika kita memikirkan kembali dengan cermat. Kita sebagai seorang muslim memiliki dua hal yang menjadi pedoman. Yang pertama adalah Al-Qur’an, kitab yang diturunkan oleh Allah dan tidak ada penulis lagi selain-Nya. Dan yang kedua adalah Hadits, yang perlu kita ketahui hadits adalah pecakapan, perbuatan, tingkah laku nabi Muhammad SAW yang menjadi landasan syariat Islam saat ini.

Wallahu’alam

Minggu, 22 Januari 2017

Dari Aku untuk Sahabat

Oleh : Tiorivaldi

Wahai Sahabatku
Sungguh tak disungguh sebenarnya lah
Tak pantas diriku mengatakan seperti ini
Mengungkapkan kebenaran isi hatiku selama ini

Wahai Sahabatku
Ketahuilah, ada yang begitu hilang dalam diri kita masing-masing
Mengenai apa yang seharusnya kita bersamaai
Dan mengenati arti dari sahabat yang sebenarnya

Wahai Sahabatku
Apalah yang menjadi tujuan kebersamaan kita selama ini
Sebuh persahabatankah ?
Atau kepentingan ruh masing-masing

Wahai Sahabatku
Begitu mudah kalian memberi sebuah tugas kepada yang lainnya
Tapi dimana posisi kalian sat ia yang kalian mintai pertolongan,
Suatu saat meminta bantuan juga ?

Wahai Sahabatku
Janganlah samakan tugas dengan sebuah pertolongan
Sesungguhnya sebuah tugas yang kalian berikan adalah sebuah amanah
Sedangkan pertolongan kepada orang lain adalah bukti sebuah kebersamaan

Wahai Sahabatku
Mari prioritaskan lah kembali apa yang seharusnya kita dahulukan
Apakah kalian akan menyia-nyiakan memberi pertolongan hari ini
Dikarenakan sebuah kesibukan yang berjangkat waktu hingga pekan depan

Wahai Sahabatku
Alasanku masih bersama kalian selama ini bukanlah karena ikatan persahabatan
Melainkan karena aku cukup tau
Bersama kalianlah yang bisa membimbingku menggapai surga-Nya Allah

Ketahuilah Sahabatku
Janganlah kalian hanya mencariku saat membutuhkan tenagaku
Tetapi coba carilah juga aku
Saat kalian merindukan dan membutuhkan ruhku

Maka sungguh yang aku inginkan adalah ?
Alasanku bersama kalian dikemudian hari
Ada karena sebuah ikatan persahabatan sejati

Sabtu, 21 Januari 2017

Desain Daurah

Oleh : Tiorivaldi
 
Pelatihan berbeda dengan pengembangan. Pelatihan dilaksanakan untuk menyiapkan calon-calon anggota dalam sebuah kegiatan yang dilakukan tidak dengan kurun waktu yang lama. Sedangkan, pengembangan dilakukan tidak hanya sekedar menyiapkan calon-calon, tetapi yang sudah resmi masuk dalam sebuah kegiatan juga dapat ikut dalam kegiatan pengembangan diri tersebut
Pelatihan ada berbagai jenis, diantaranya pelatihan yang hanya diadakan satu kali saja, dan tidak ada keberlanjutan dari peserta melainkan mengadakan pelatihan yang serupa dengan peserta yang berbeda lagi. Dan ada juga pelatihan yang memiliki tingkatan, pelatihan ini diadakan berkali-kali dengan peserta yang sama, dan juga setiap tingkatan dalam pelatihan itu meningkat. Maka akan lebih sulit lagi dan rumit bagi yang mengadakan pelatihan untuk merancang pelatihan tersebut para peserta itu sendiri harus semakin meningkatkan kapasitasnya.
Sebuah Daurah (Pelatihan) pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan kepada para peserta. Selain itu juga dapat mengubah sikap/ perilaku yang semakin mendekati kepada tujuan pelatihan tersebut dan serta meningkatkan keterampilan peserta sesuai dengan bidang dalam pelatihan tersebut.
Akan lebih baik lagi jika dalam sebuah pelatihan para peserta ditujukan untuk meningkatkan ketiga hal tersebut, yaitu pengetahuan/ pola pikir, sikap/ perilaku, dan keterampilan
1.      Pengetahuan
Dalam sebuah pelatihan yang bertujuan meningkatkan kapasitas pengetahuan/ ilmu para peserta. Ada beberapa metode berbeda para pemateri dalam memberikan materinya. Ada yang hanya dengan full speaking dari pemateri (ceramah dari awal sampai akhir). Ada juga dengan cara hanay memberi tugas dan peserta dituntut mempelajari sendiri. Dan ada pula yang memberi intruksi kepada para peserta untuk mempelajari sendiri dan lalu dipresentasikan sesuai hasil pencarian yang didapat. Tapi sebelumnya, perlu disesuaikan dengan judul materi terlebih dahulu sebelum menentukan metode yang tepat. Misalnya dalam pemberian materi wawasan keindonesiaan, akan lebih baik jika diberikan materi penuh. Contoh lainnya, dalam materi Team Building, akan lebih baik jika diberi intruksi saja, dan para peserta disuruh menelaah sendiri lalu dipresentasikan setiap kelompok. Atau bisa langsung mencoba dipraktekkan dalam lapangan tentang bagaimana membangun sebuah tim yang baik dan kompak. Maka sangat perlu diperhatikan dan menyesukan kembali bagaimana cara yang produktif dalam memberikan pelatihan.
2.       Sikap dan Perilaku
Dalam setiap organisasi keislaman atau yang umum. Pasti memiliki sebuah peraturan yang perlu dipatuhi oleh para anggota organisasi tersebut. Maka sebuah organisasi ada yang membuat pelatihan kepada para calon anggota yang ingin masuk ke dalam sebuah organisasi tersebut. Dalam sebuah organisasi keislaman, kebanyakan akan memberi peraturan yang sesuai dengan agama Islam. Itu sangat diperlukan karena sebuah sikap dan perilaku adalah hal yang paling dapat mencerminkan sebuah organisasi tersebut. Bagaimana mungkin bisa, sebuah organisasi mengaku sebuah organasasi yang mengatasanamakan Islam bahkan sampai memberi nama Islam tertera pada nama organisasinya tetapi tidak mencerminkan sebuah keislaman sama sekali.
Biasanya pelatihan sikap dan perilaku ini tidak dipisahkan dengan pelatihan pengembangan keilmuan. Dan malah tidak terlihat seperti benar-benar ada pelatihan sikap ini. Hanya saja semisal di dalam ruangan diberikan sebuah peraturan-peraturan untuk para peserta yang harus dijalankan. Maka itu sudah menjadi bagian dari pelatihan sikap dan perilaku yang sekaligus bisa menjelaskan sedikit tentang cerminan organisasi tersebut. Seperti memberi jarak antara laki-laki dan perempuan merupakan sudah menjadi aturan organisasi-organisasi Islam.

3.      Keterampilan
Pelatihan merupakan pelatihan yang hampir mirip dengan pelatihan pengetahuan. Yang menjadi pembeda adalah pelatihan keterampilan tidak hanya diberi sebuah teori-teori pengetahuan belaka. Tetapi ada praktek dan arah yang jelas dan juga tidak semua orang bisa mengikuti pelatihan ini. Misalnya pelatihan musik, maka hanya para penggemar musik saja yang biasa mengikuti pelatihan ini. Dalam pelatihan alat musik juga teori lebih sedikit dibanding praktek, dan sudah jelas ilmu yang didapati akan benar-benar bisa dipakai dalam kehidupan sehari-hari dan orang lain juga dapat menikmatinya. Sebuah pelatihan alat musik tadi, orang lain juga dapat menikmatinya saat kita melakukan sebuah pertunjukkan. Dibanding dengan pelatihan pengetahuan, tidak semua ilmu yang kita peroleh itu akan benar-benar bisa kita gunakan pada kehidupan sehari-hari. Lebih condong pelatihan pengetahuan hanya dapat kita nikmati sendiri, kecuali jika kita melakukan transfer ilmu kepada orang lainnya.

Ketiga tujuan dari sebuah pelatihan itu, akan lebih baik lagi jikalau digabung menjadi satu dalam satu pelatihan. Tetapi semakin banyak tujuan yang dimasukkan kedalam sebuah pelatihan maka perancangan pelatihan tersebut akan lebih sulit lagi dan membutuhkan tenaga yang lebih banyak lagi. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam perancangan pelatihan yang mencakupi dari ketiga tujuan tadi yang diharapkan benar-benar akan terwujud kepada para peserta yang mengikuti.
·         Sejauh mana tujuan dari pelatihan tersebut. Hal ini perlu diperumuskan terlebih dahulu sebelum menentukan metode-metode pelatihan yang tepat. Misal para peserta ditujukan untuk menjadi seorang da’i di masa depan. Maka persiapkan pemateri yang ahli dalam bidang agama dan dapat memotivasi para peserta.
·         Logistik atau materialistik. Apa-apa saja yang akan kita gunakan sesuai kebutuhan yang mencukupi. Tidak perlu terlihat bermegah-megahan tetapi malah kurang bermanfaat.
·         Waktu. Sekiranya dalam sebuah pelatihan sesaat telah menentukan berapa banyak materi yang akan diberikan. Maka disesuaikan waktunya. Tidak harus sampai bermalam-malam yang hanya akan membuahkan hasil yang kurang efektif bagi para peserta. Hal ini yang masih saya lihat dalam sebuah organisasi yang mencoba meminimalkan hari. Karena pada dasarnya otak manusia juga memerlukan waktu istirahat, tidak perlu dipaksakan memasukkan ilmu-ilmu baru dengan cara cepat.
·         Tempat. Lingkungan yang baik juga meninjau keberlangsungan. Jadi bisa sewaktu-waktu tidak harus selalu pemberian materi secara indoor (dalam ruangan), bisa juga diselingi dengan mengajak para peserta untuk ganti tempat di diluar ruangan. Ada juga materi yang cocok untuk berada diluar ruangan. Seperti ma’rifatullah (Mengenal Allah), dengan langsung melihat alam para peserta bisa juga sekalian menghayati keindahan ciptaan Allah SWT.
·         Peserta pelatihan. Dalam menentukan metode pelatihan perlu diperhatikan juga para pesertanya mulai dari faktor usia, fisik, kemampuan berpikir, dan lain sebagainya. Peserta yang masih berusia muda, maka perlu dipandu kembali dan biasanya akan lebih sulit untuk dipandu dibanding peserta yang sudah dewasa. Jika orang-orang dewasa tidak perlu banyak diberi arahan karena sejatinya mereka lebih suka dalam menganilisis sendiri tentang sebuah pembahasan dan permasalahan.
·         Pemateri. Seorang pemateri biasanya memiliki cara-cara tersendiri dalam membina dan memberi materi. Maka kesesuaian pemateri juga diperlukan. Carilah pemateri yang benar-benar sesuai dibidangnya
·         Evaluasi Pelatihan. Setelah pelatihan telah selesai perlu juga dilakukan evaluasi. Agar untuk mengevaluasi apa-apa saja kekurangan dan kesalahan yang dilakukan selama pelatihan. Jadi agar sewaktu-waktu saat hendak mengadakan sebuah pelatihan lagi, maka kesalahan-kesalahan yang dilakukan di waktu dulu tidak terulang kembali.

Lulus Cumlaude di Akhirat

Oleh : Tiorivaldi


Manusia merupakan makhluk spesial dengan berbagai perbedaan suku & bangsa . Kespesialan dari manusia itu sendiri terletak dari kebebasan. Kebebasan dalam menjalani kehidupan dengan resiko yang ditanggung oleh diri masing-masing. Berbeda dengan para malaikat, hewan, tumbuhan, dan alam (seperti langit, air) yang sudah ditetapkan akan bagaimana diakhir kelak, kecuali jin (masih diberi kebebasan memilih jalan).
Keunikan itu sebenarnya tidak lain adalah kebodohan dari manusia itu sendiri. 
Karena Allah SWT berfirman :

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh" (QS. Al-Ahzab [33] : 72)
Apakah amanat itu ?
Yaitu menjalani ujian itu sendiri, karena Allah menjanjikan tempat yang lebih baik kepada manusia dibanding jikalau manusia tidak mengemban amanat tersebut. Tetapi sungguh ketidaktahuan itu yang membuat manusia dikatakan amat bodoh. Ketidaktahuan bahwa jika manusia gagal maka akan berakhir ketempat yg lebih buruk dibanding tempat awal.
Ibarat seperti seorang guru/ dosen yang memberikan ujian kepada muridnya. Jika kita lulus dalam ujian maka tempat yang lebih tinggi yang akan kita capai. Tapi jika kita gagal maka bisa jadi akan timbul efek buruk terhadap kehidupan kita. Maka tujuan kita mengambil sebuah kelas tersebut dan mengikuti ujian yaitu menjadi orang yang lebih mulia di dunia.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana caranya agar kita lulus dalam ujian kehidupan ?
Dalam tafsir al-jalalain, amanat dalam ayat tadi yaitu melakukan Ibadah shalat, dan ibadah-ibadah lainnya yang dimana jika dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan mendapat siksa.
Terus pertanyaan lainnya, bagaimana cara agar kita lulus dengan predikat cumlaude (nilai diatas rata-rata) ?
Mari kita simak terlebih dahulu !
Malaikat merupakan makhluk yang tidak diberi kebebasan, akan tetapi sudah mutlak masuk Surga. Dibanding manusia bisa memilih antara Surga dan Neraka sesuai dengan dijalankannya amanat yg diberikan atau tidak. Manusia bisa lebih rendah daripada setan dan bisa lebih mulai daripada malaikat. Maka akan kukatakan orang-orang yang lebih mulia daripada malaikat adalah orang-orang yg beriman. Merekalah (orang beriman) yang lulus dalam ujian dengan predikat cumlaude.
Perhatikan sebuah kisah dalam tafsir Ibnu Mas'ud pada surat Al-Baqarah ayat 102 berikut !!
Ketika anak cucu Adam semakin banyak dan mereka berbuat maksiat, Allah mewahyukan kepada para malaikat, "Sesungguhnya jika Aku memberi kalian syahwat dan syetan ke dalam hati kalian lalu kalian turun (ke bumi), pastilah kalian akan melakukannya juga (seperti manusia)." Maka mereka berbicara dengan diri sendiri bahwa seandainya mereka dicoba demikian mereka akan dapat menjaga diri.
Maka Allah mewahyukan kepada mereka agar memilih dua orang malaikat paling baik diantara mereka. Maka mereka memilih Harut dan Marut. Lalu keduanya diturunkan ke bumi, lalu diturunkan pula Zuharah (Venus) kepada mereka dalam bentuk seorang perempuan persia. Lalu keduanya terjerumus dalam dosa.
Dari kisah tersebut kita bisa menelaah bagaimana malaikat yang dipercaya, jika diberi syahwat seperti manusia maka dapat berbuat dzhalim. Lihatlah bagaimana orang-orang yang beriman yang bisa menahan syahwatnya. Maka itullah kenapa orang-orang yang beriman itu berpredikat CUMLAUDE

Wallahu'alam bishawab

Rumus rubik (Al-Qur'an x Hadits)

Oleh : Tiorivaldi

Manusia itu seperti rubik.
Tujuan dari permainan itu sangat nampak jelas. Menggerakan dan memutar benda berbentuk kubus yang terdiri dari enam kombinasi warna. Suatu rubik dianggap berhasil diselesaikan, jikalau disetiap bidang sisi memiliki setiap warna yang sama.
Rubik itu seperti manusia.
Tujuan Allah SWT menciptakan makhluk sempurna yang dinamakan manusia ini sudah tampak jelas sekali. Kita menjalankan hidup di dunia dari bayi dan mati saat bayi, anak-anak, remaja, dewasa, ataupun saat sudah tua.
Rubik bukanlah suatu hal permainan yang dapat diselesaikan tanpa sebuah rumus. Dengan adanya rumus maka setiap bidang sisipun akan terselesaikan. Manusia pun tidak semata-mata hidup tanpa sebuah perhitungan dan rumus.
Jika kalian pernah berkunjung di toko permainan dan melihat rubik, maka perlu kalian ketahui rubikk tersebut sudah memiliki warna yang sama disetiap bidang sisinya. Dan begitu pula manusia, jika kalian pernah tahu kisah manusia pertama yang diciptakan. Maka kalian akan mengetahui bahwa awalnya manusia berada dalam kampung halamannya yang disebut Surga.
Jadi bagaimana kah caranya agar kita kembali ketempat yang seharusnya berada ?
Yaitu dengan menggunakan rumus tersebut. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam memberi tahu rumus tersebut dalam sabdanya :
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
"Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya."
(Hadits Shahih Lighairihi, H.R. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Dishahihkan oleh Syaikh Salim al-Hilali di dalam At Ta’zhim wal Minnah fil Intisharis Sunnah, hlm. 12-13).
Tapi ketahuilah wahai bani Adam, jangan lah kalian permasalahkan khilafiyah menjadi sebuah pertentangan yang akan menimbulkan perpecahan. Karena dalam rubik pun tidak hanya menggunakan satu rumus dalam satu kondisi. Tetapi didalam setiap kondisi memiliki rumus tersendiri. Sebagai contoh dalam sirah nabi
Dalam suatu waktu sahabat berselisih tentang shalat tahajud yang perlu tidur dahulu atau tidak. Karena Abu Bakar shalat tahajud sebelum tidur dan Umar bin Khattab shalat setelah tidur. Maka permasalahan tersebut diadukan kepada Rasulullah SAW. Lalu Rasulullah SAW mengapresiasi, tidak ada yang salah diantara kedua bahkan sama mulianya. Rasulullah SAW mengatakan bahwa Abu Bakar As Shidiq adalah orang yyg teliti dan Umar bin Khattab adalah orang yg kuat. Dikarenakan Abu Bakar tidak bisa memastikan akan mampu setiap saat bangun di sepertiga malam, dan Umar adalah sebagai bentuk kemampuan, kesugguhan, dan kesanggupannya.
Sebaai contoh lainnya, saat Rasul dan para sahabat bergerak ke perkampungan bani Quraizhah usai perang khandaq. Dan Rasulullah bersabda kepada sahabat2nya : "Janganlah ada satupun yang shalat ‘Ashar kecuali di perkampungan Bani Quraizhah" [HR. Bukhâri, al-Fath, 15/293, no. 4119]
Sebagian memahami perkataan Rasul itu bahwa tidak boleh shalat ashar selain di perkampunfan bani Quraizhah. Dan sebagian yang lain memahaminya bahwa kita harus cepat2 sampai ke sana, tetapi jika ashar sudah mau berakhir maka shalat diperjalanan. Lalu dilaporkan kepada Rasul permasalahan tersebut. Dan Rasulullah tidak mencela dianat keduanya
Maka intinya bukan mana yg benar dan salah, tetapi apakah kita mengikuti Al-Qur'an dan Sunah Rasul semampu kita.
Perlu diketahui juga cara kita mudah mempelajari rumus rubik tersebut adalah dengan masuk kedalam komunitasnya. Jadi marilah sahabat2ku kita pelajari rumus kehidupan di dalam komunitasnya, yaitu ISLAM

Wallahu'alam

Menunggu Tulang Rusukku

Oleh : Tiorivaldi

Wahai engkau tulang rusukku
Ukhti yang belum menjadi milikku
Pemenang dari memikat hatiku
Yang selalu berada di setiap do'aku

Bagaimana tubuh tanpa tulang rusuk
Akankah bisa tetap berdiri tegak
Ataukah akan rapuh dan bengkok
Bagaikan bangunan yang tak layak

Kumenunggu untuk menolak bermain
Sebuah hal yang tak kunjung dari hinaan
Dua insan berbeda dengan penuh candaan
Tapi larut dari keburukan

Maka ketahuilah bidadariku
Sungguh kenapa aku sanggup menunggumu
Karena aku pun sudah tahu
Bahwa ada Allah yang mengawasiku

Jumat, 06 Januari 2017

Menjadi penghasil Kader yang Islami

Oleh : Tiorivaldi


Pemandu/ pementor/ murabbi merupakan salah satu sosok yang menjadi penggerak dalam keberlangsungan dakwah. Tanpanya banyak orang akan terjerumus kedalam jurang yang tak satupun orang dapat menolongnya kecuali Allah. Maka disini tugas utama yang diemban seorang pemandu adalah meluruskan kembali aqidah, akhlak, ibadah seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya. Memang terlihat tidak mudah untuk tetap berada dalam jalan dakwah. Dan juga perlu menggunakan banyak cara dan teknik dalam mengajak orang untuk tetap dalam jalan dakwah, sesuai kapasitas dan kepribadian seseorang masing-masing
Ada beberapa hal yang menurut saya perlu dimiliki oleh seorang pemandu untuk dapat menghasilkan kader-kader yang produktif :
1.  Senantiasa merujuk kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah
Buku panduan atau pedoman terbaik umat Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Karena segala yang ada dalam Al-Qur’an itu InsyaAllah adalah sebuah kebenaran mutlak yang diwahyukan kepada Rasulullah SAW untuk seluruh umat manusia. Dr. Zakir Naik juga sering berkata dalam ceramahnya, “Al-Qur’an tidak bertolak belakang dengan sains yang muncul hingga saat ini. Dalam Qur’an sekiranya ada 1000 lebih sains, yang mana 80% sudah terbukti kebenarannya sekarang. Dan saya berlogika bahwa 20% sisanya juga itu benar, tapi belum terbukti karena teknologi saat ini yang belum mencapai hal tersebut”. Maka jika hal yang kita sampaikan kepada orang lain itu ternyata tidak sesuai dengan Al-Qur’an, maka harus kita benahi lagi dan kemudian menyampaikan yang sesuai dalam Al-Qur’an dengan mencari pembuktian yang ada. Allah SWT berfirman :
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusu musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk” (QS. Ali Imran : 103)
Dari ayat tersebut kita bisa mengambil makna bahwa Allah memberikan petunjuk (Al-Qur’an) agar kita bisa menjalin persaudara’an yang sebenar-benarnya. Persaudaraan yang tidak dilandaskan atas dasar iman hanya akan membuat kita terjerumus dan tidak akan menyelamatkan di akhirat kelak.

2.  Tawadhu Kepada Siapapun
Sifat Tawadhu atau rendah hati adalah sikap yang merendah tapi tanpa menghinakan diri sendiri (rendah diri). Maksudnya kita sebagai pemandu tidak boleh merasa diri kita lebih mulia atau lebih tinggi, karena belum tentu kita yang sebagai pemandu ini lebih baik akhlaknya ataupun ilmunya dibandingkan dengan orang yang kita bina sendiri. Layaknya Rasulullah, walaupun beliau adalah utusan yang langsung diberi wahyu kepada Allah tetapi ia melarang umatnya untuk meninggikan derajatnya. Karena derajat setiap manusia di bumi sama, yang membedakan adalah saat kita mempertanggungjawabkan perbuatan di dunia selama ini guna bekal di akhirat dikemudian hari. Rasulullah SAW setiap diberi kebaikan kepada Allah, maka beliau akan lebih giat lagi dalam beribadah. Dan permasalahan orang dizaman sekarang malah merasa lebih mulia/ tinggi jika diberi kelebihan karena mengganggap dirinya lebih diperhatikan oleh Allah yang Maha Adil

3.  Lemah lembut dalam bertutur kata
Sifat dan perilaku seperti ini juga sangat penting dimiliki oleh seorang pemandu. Allah berfirman dalam Al-Qur’an :
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah maha mencintai orang yang bertawakal” (QS. Ali Imran :159)
Ayat yang saya kutip diatas sudah sangat jelas sekali bahwa dengan bertutur lemah lembut, orang-orang akan mau mendekati kita. Saat saya di sekolah dulu ada seorang guru yang sikapnya keras dan dingin. Saat mata pelajaran guru tesebut muridnya pasti hanya diam mendengarkan guru tersebut menjelaskan pelajaran karena takut dibentak atau dimarahi, dan seperti ada sebuah dinding pembatas yang menghalangi murid-murid untuk dapat mendekati guru tersebut. Di lain sisi ada guru yang halus dalam berucap, suka bercanda, dan murah senyum. Murid-murid yang diajar dengannya merasa nyaman dengan guru tersebut, interaksi nya mudah dan seperti tak ada dinding pembatas antara guru dan murid.
Dari contoh itu sudah jelas bahwa sikap yang lemah lembut bisa menjadi sebuah faktor orang-orang disekitar kita tidak mau memutuskan tali silaturhami dengan kita. Dan sifat ini juga merupakan kepentingan yang harus dimiliki setiap individu bukannya hanya pemandu saja. Misal ada dokter yang keras dan kasar berbicaranya kepada pasien, maka dikemudian hari pasien tersebut pasti akan mencari dokter yang lainnya. Dengan ucapan kita yang lemah lembut, itu akan memperbanyak orang yang akan mendekati kita, berteman dengan kita, dan mau di bina oleh kita.

4.  Berbicara sesuai kenyataan yang ada (jujur)
Maksud dari hal tersebut adalah ketika kita diberi pertanyaan kepada seseorang ataupun dalam menyelesaikan masalah, beritahukan saja sesuai dengan ilmu yang kita miliki. Artinya kita jangan lah memberi sebuah opini yang belum tentu kepastiannya (biasa juga disebut logika). Karena setiap orang pasti memiliki opini dan pola pikir yang berbeda-beda. Dan misalnya bina’an kita memiliki sesuatu pemikiran yang sangat bertolak belakang dengan yang kita miliki dan kita tidak memiliki ilmu atau dasar apa yang kita sampaikan kepada mereka. Maka bisa menimbulkan kurangnya kepercayaan mereka terhadap kita.
Memang dalam berlogika itu penting, tetapi sebuah logika yang menurut kita nalar bisa jadi tidak nalar bagi orang lain. Seperti halnya tentang hijab, jika seseorang berlogika tanpa mengetahui. Dia akan berkata bahwa Islam mengekang kebebasan wanita dalam kehidupan, karena wanita pasti akan merasa kepanasan di siang hari jika menggunakan hijab. Tapi jika dia mengetahui ilmunya maka dia akan mengatakan bahwa hal tersebut adalah terbaik dan demi kepentingan wanita itu sendiri. Allah SWT berfirman :
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin : Hendaklah mereka menjulurkan khimarnya (jilbab) ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian agar supaya mereka lebih mudah untuk dikenali, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Ahzab : 59)
Dalam logika seorang muslim, wanita berjilbab itu agar mereka tidak diganggu oleh orang-orang yang disekitarnya. Saya ambil contoh, misal di suatu jalanan ada dua wanita kembar. Wanita yang pertama dia berhijab, menutupi seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak tangannya. Wanita yang kedua dia menggunakan pakaian ala barat, baju lengan pendek, rok pendek, dan rambut panjangnya terurai bebas. Saat diperjalanan mereka bertemu dengan pria yang suka menggoda wanita, lalu kira-kira siapakah diantara kedua wanita tersebut yang akan digoda oleh pria tersebut ?
Sudah jelas sekali bahwa jawabannya pasti pria tersebut akan menggoda wanita yang kedua. Karena kecantikannya diperlihatkan didepan mata pria tersebut. Sedangkan, wanita yang kedua menutup seluruh tubuhnya yang dapat menimbulkan hawa nafsu pria tersebut jadi menggelora

5.   Rela Berkorban  & Sabar
Seorang pemandu harus rela berkorban menghabiskan sebagian waktunya untuk membina rekan-rekannya. Karena seorang pemandu sudah memilih jalan dakwah ini. Sudah jadi konsekuensi yang harus ditanggung oleh seorang pemandu untuk rela berkorban demi kepentingan orang lain. Pemandu tidak boleh mementingkan diri sendiri, penyesuaian atau adaptasi juga diperlukan agar seorang pemandu bisa paham keinginan dan pola pikir rekannya. Selain rela berkorban, sabar juga perlu dimiliki pemandu. Kita tidak bisa langsung mengubah seseorang menjadi sesuatu yang kita inginkan. Karena bukan itulah makna kita menjadi pemandu yang sebenarnya, kita hanya perlu berusaha untuk mendekatkan dirinya kepada Rabb-Nya. Allah SWT berfirman :
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberikan petunjuk kepada orang yang kamu cintai, tetapi Allah-lah yang memberi hidayah kepada yang dikehendaki-Nya dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau meneriman petunjuk” (QS. Al-Qashash : 56)
Selama Allah tidak memberi hidayah kepada orang tersebut, maka tidak akan tergerak dalam hatinya tersebut. Seorang pemandu jangan langsung berputus asa jika hal itu terjadi dengannya apalagi sampai merasa Allah tidak adil. Yang benar adalah Allah menguji kesabaran dan keimanan kita. Seseorang yang sedang malaksanakan ujian kelulusan Sarjana dibandingkan dengan orang yang sedang melaksanakan ujian akhir Pasca sarjana. Perbandingannya pasti lebih sulit untuk lulus dalam ujian akhir Pasca sarjana. Tapi hadiah yang kita dapatkan dari ujian akhir sarjana dengan pasca sarjana juga berbeda. Lulus ujian sarjana akan memberi kita gelar S1, tetapi lulus ujian pasca sarjana akan memberi kita gelar yang jauh lebih tinggi yaitu S2.
Maka kesimpulan yang dapat diambil bahwa, Allah memberi kita sebuah ujian dan cobaan untuk meningkatkan derajat dihadapan-Nya. Semakin besar cobaan yang kita dapatkan, maka semakin tinggi juga derajat yang akan kita peroleh. Jadi kita hanya perlu selalu berusaha dan berdo’a semaksimal mungkin. Urusan orang yang kita bina tersebut berubah atau tidak kita serahkan sepenuhnya kepada Allah ,semoga dikemudian hari Allah memberi hidayah kepada orang tersebut.

6.   Membantu dan memberi dukungan
Setiap rekan kita terkena masalah, seorang pemandu wajib untuk membantu meringankan masalahnya. Tak tahu itu berupa materi, sakit, pikiran, seorang pemandu disarankan untuk ikut serta menanggung bebannya. Pribadi yang seperti ini bukan hanya kita lakukan kepada bina’an kita saja, tetapi setiap masyrakat disekitar kita, siapapun itu perlu untuk diberi bantuan. Dengan kita melakukan hal itu, bisa jadi orang yang kita bantu itu akan merasa punya hutang budi, lalu puncaknya dia akan mau kita ajak kedalam jalan dakwah. Lebih tepatnya ini lebih mirip metode kita dalam Dakwah Fardiyah (mengajak orang ke jalan Dakwah)
Rasulullah SAW sangat sering menggunakan metode ini dalam mengajak kaum kafir masuk ke dalam Islam. Seperti membantu membebaskan budak agar jadi merdeka. Lalu budak itu pasti akan sangat berhutang budi kepada Rasul. Dan akhirnya ia berjuang bersama Rasulullah dalam menegakkan agama Islam.
Kemudian setidaknya jika kita tidak mampu dalam membantu menyelesaikan permasalahannya itu. Kita bisa memberi dukungan dan semangat, agar orang yang punya masalah itu tetap tawakal dan bersabar dari cobaan yang diberikan oleh Allah SWT. Kita bisa memberi nasihat dan dukungan kepada orang tersebut seperti memberi beberapa kalimat yang menggugah hati. Misalnya seperti, memberi sabda Rasulullah yang berbunyi :
“Tidak ada satupun musibah (cobaan) yang menimpa seorang muslim berupa duri atau yang semisalnya, melainkan dengannya Allah akan mengangkat derajatnya, atau menghapus kesalahannya.” (HR. Muslim)

Kesimpulan
            Seorang pemandu memang dikhususkan sebagai jalan atau jembatan orang untuk yang ingin menjadi lebih beriman kepada Allah SWT. Maka memang patut jika pemandu tersebut harus menjadi teladan dan contoh yang baik untuk bina’annya. Selama sang pemandu atau murabbi tersebut berakhlakul karimah maka produk yang akan dihasilkan dari pemandu tersebut tidak akan jauh dari kepribadian pemandunya. Syukur jika bina’annya bisa melampaui pemandunya sendiri. Maka rantai perjalanan dakwah tidak akan mudah terputus dan kejayaan yang dicari kaum muslimin akan terwujud kembali.

"Jika pendapatku benar maka itu datangnya dari Allah SWT, dan jika pendapatku salah maka itu dari aku sendiri dan dari setan"

Wallahu'alam