Basmalah

Basmalah

Sabtu, 21 Januari 2017

Desain Daurah

Oleh : Tiorivaldi
 
Pelatihan berbeda dengan pengembangan. Pelatihan dilaksanakan untuk menyiapkan calon-calon anggota dalam sebuah kegiatan yang dilakukan tidak dengan kurun waktu yang lama. Sedangkan, pengembangan dilakukan tidak hanya sekedar menyiapkan calon-calon, tetapi yang sudah resmi masuk dalam sebuah kegiatan juga dapat ikut dalam kegiatan pengembangan diri tersebut
Pelatihan ada berbagai jenis, diantaranya pelatihan yang hanya diadakan satu kali saja, dan tidak ada keberlanjutan dari peserta melainkan mengadakan pelatihan yang serupa dengan peserta yang berbeda lagi. Dan ada juga pelatihan yang memiliki tingkatan, pelatihan ini diadakan berkali-kali dengan peserta yang sama, dan juga setiap tingkatan dalam pelatihan itu meningkat. Maka akan lebih sulit lagi dan rumit bagi yang mengadakan pelatihan untuk merancang pelatihan tersebut para peserta itu sendiri harus semakin meningkatkan kapasitasnya.
Sebuah Daurah (Pelatihan) pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan kepada para peserta. Selain itu juga dapat mengubah sikap/ perilaku yang semakin mendekati kepada tujuan pelatihan tersebut dan serta meningkatkan keterampilan peserta sesuai dengan bidang dalam pelatihan tersebut.
Akan lebih baik lagi jika dalam sebuah pelatihan para peserta ditujukan untuk meningkatkan ketiga hal tersebut, yaitu pengetahuan/ pola pikir, sikap/ perilaku, dan keterampilan
1.      Pengetahuan
Dalam sebuah pelatihan yang bertujuan meningkatkan kapasitas pengetahuan/ ilmu para peserta. Ada beberapa metode berbeda para pemateri dalam memberikan materinya. Ada yang hanya dengan full speaking dari pemateri (ceramah dari awal sampai akhir). Ada juga dengan cara hanay memberi tugas dan peserta dituntut mempelajari sendiri. Dan ada pula yang memberi intruksi kepada para peserta untuk mempelajari sendiri dan lalu dipresentasikan sesuai hasil pencarian yang didapat. Tapi sebelumnya, perlu disesuaikan dengan judul materi terlebih dahulu sebelum menentukan metode yang tepat. Misalnya dalam pemberian materi wawasan keindonesiaan, akan lebih baik jika diberikan materi penuh. Contoh lainnya, dalam materi Team Building, akan lebih baik jika diberi intruksi saja, dan para peserta disuruh menelaah sendiri lalu dipresentasikan setiap kelompok. Atau bisa langsung mencoba dipraktekkan dalam lapangan tentang bagaimana membangun sebuah tim yang baik dan kompak. Maka sangat perlu diperhatikan dan menyesukan kembali bagaimana cara yang produktif dalam memberikan pelatihan.
2.       Sikap dan Perilaku
Dalam setiap organisasi keislaman atau yang umum. Pasti memiliki sebuah peraturan yang perlu dipatuhi oleh para anggota organisasi tersebut. Maka sebuah organisasi ada yang membuat pelatihan kepada para calon anggota yang ingin masuk ke dalam sebuah organisasi tersebut. Dalam sebuah organisasi keislaman, kebanyakan akan memberi peraturan yang sesuai dengan agama Islam. Itu sangat diperlukan karena sebuah sikap dan perilaku adalah hal yang paling dapat mencerminkan sebuah organisasi tersebut. Bagaimana mungkin bisa, sebuah organisasi mengaku sebuah organasasi yang mengatasanamakan Islam bahkan sampai memberi nama Islam tertera pada nama organisasinya tetapi tidak mencerminkan sebuah keislaman sama sekali.
Biasanya pelatihan sikap dan perilaku ini tidak dipisahkan dengan pelatihan pengembangan keilmuan. Dan malah tidak terlihat seperti benar-benar ada pelatihan sikap ini. Hanya saja semisal di dalam ruangan diberikan sebuah peraturan-peraturan untuk para peserta yang harus dijalankan. Maka itu sudah menjadi bagian dari pelatihan sikap dan perilaku yang sekaligus bisa menjelaskan sedikit tentang cerminan organisasi tersebut. Seperti memberi jarak antara laki-laki dan perempuan merupakan sudah menjadi aturan organisasi-organisasi Islam.

3.      Keterampilan
Pelatihan merupakan pelatihan yang hampir mirip dengan pelatihan pengetahuan. Yang menjadi pembeda adalah pelatihan keterampilan tidak hanya diberi sebuah teori-teori pengetahuan belaka. Tetapi ada praktek dan arah yang jelas dan juga tidak semua orang bisa mengikuti pelatihan ini. Misalnya pelatihan musik, maka hanya para penggemar musik saja yang biasa mengikuti pelatihan ini. Dalam pelatihan alat musik juga teori lebih sedikit dibanding praktek, dan sudah jelas ilmu yang didapati akan benar-benar bisa dipakai dalam kehidupan sehari-hari dan orang lain juga dapat menikmatinya. Sebuah pelatihan alat musik tadi, orang lain juga dapat menikmatinya saat kita melakukan sebuah pertunjukkan. Dibanding dengan pelatihan pengetahuan, tidak semua ilmu yang kita peroleh itu akan benar-benar bisa kita gunakan pada kehidupan sehari-hari. Lebih condong pelatihan pengetahuan hanya dapat kita nikmati sendiri, kecuali jika kita melakukan transfer ilmu kepada orang lainnya.

Ketiga tujuan dari sebuah pelatihan itu, akan lebih baik lagi jikalau digabung menjadi satu dalam satu pelatihan. Tetapi semakin banyak tujuan yang dimasukkan kedalam sebuah pelatihan maka perancangan pelatihan tersebut akan lebih sulit lagi dan membutuhkan tenaga yang lebih banyak lagi. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam perancangan pelatihan yang mencakupi dari ketiga tujuan tadi yang diharapkan benar-benar akan terwujud kepada para peserta yang mengikuti.
·         Sejauh mana tujuan dari pelatihan tersebut. Hal ini perlu diperumuskan terlebih dahulu sebelum menentukan metode-metode pelatihan yang tepat. Misal para peserta ditujukan untuk menjadi seorang da’i di masa depan. Maka persiapkan pemateri yang ahli dalam bidang agama dan dapat memotivasi para peserta.
·         Logistik atau materialistik. Apa-apa saja yang akan kita gunakan sesuai kebutuhan yang mencukupi. Tidak perlu terlihat bermegah-megahan tetapi malah kurang bermanfaat.
·         Waktu. Sekiranya dalam sebuah pelatihan sesaat telah menentukan berapa banyak materi yang akan diberikan. Maka disesuaikan waktunya. Tidak harus sampai bermalam-malam yang hanya akan membuahkan hasil yang kurang efektif bagi para peserta. Hal ini yang masih saya lihat dalam sebuah organisasi yang mencoba meminimalkan hari. Karena pada dasarnya otak manusia juga memerlukan waktu istirahat, tidak perlu dipaksakan memasukkan ilmu-ilmu baru dengan cara cepat.
·         Tempat. Lingkungan yang baik juga meninjau keberlangsungan. Jadi bisa sewaktu-waktu tidak harus selalu pemberian materi secara indoor (dalam ruangan), bisa juga diselingi dengan mengajak para peserta untuk ganti tempat di diluar ruangan. Ada juga materi yang cocok untuk berada diluar ruangan. Seperti ma’rifatullah (Mengenal Allah), dengan langsung melihat alam para peserta bisa juga sekalian menghayati keindahan ciptaan Allah SWT.
·         Peserta pelatihan. Dalam menentukan metode pelatihan perlu diperhatikan juga para pesertanya mulai dari faktor usia, fisik, kemampuan berpikir, dan lain sebagainya. Peserta yang masih berusia muda, maka perlu dipandu kembali dan biasanya akan lebih sulit untuk dipandu dibanding peserta yang sudah dewasa. Jika orang-orang dewasa tidak perlu banyak diberi arahan karena sejatinya mereka lebih suka dalam menganilisis sendiri tentang sebuah pembahasan dan permasalahan.
·         Pemateri. Seorang pemateri biasanya memiliki cara-cara tersendiri dalam membina dan memberi materi. Maka kesesuaian pemateri juga diperlukan. Carilah pemateri yang benar-benar sesuai dibidangnya
·         Evaluasi Pelatihan. Setelah pelatihan telah selesai perlu juga dilakukan evaluasi. Agar untuk mengevaluasi apa-apa saja kekurangan dan kesalahan yang dilakukan selama pelatihan. Jadi agar sewaktu-waktu saat hendak mengadakan sebuah pelatihan lagi, maka kesalahan-kesalahan yang dilakukan di waktu dulu tidak terulang kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar