Oleh : Tiorivaldi
Syahadatain
yang berarti dua kalimat syahadat adalah sebuah kunci dalam membuka pinta
gerbang menuju Islam (nanti akan dibahas lebih rinci). Jika kita ibaratkan,
syahadatain itu sebagai contoh seperti saat kita mengirim formulir untuk masuk
ke dalam sebuah yayasan ataupun organisasi. Misalnya kita ingin mendaftar pada
sebuah perguruan tinggi, maka hal pertama yang kita lakukan adalah mengabarkan
atau mengirimkan formulir tersebut kepada pihak yang berwenang di perguruan
tinggi. Tetapi kita tidak akan begitu mudahnya masuk kedalam perguruan tinggi. Perlu
sebuah usaha yang benar-benar dan bersungguh-sungguh agar benar-benar bisa
terdaftar sebagai mahasiswa.
Tak
jauh berbeda seperti konsep syahadatain, dimana saat kita bersyahadat lah kita
mendaftarkan diri kedalam sebuah perkumpulan umat yang berserah diri kepada
Sang Khaliq. Hanya dengan berserah diri kepada Allah lah kita akan dapat
mencapai usaha kita selama ini menuju tempat yang mulia disisi-Nya yaitu masuk
ke dalam Surga. Coba kita bayangkan kembali, semisal kita tidak mengirim sebuah
formulir kepada perguruan tinggi tersebut. Maka walaupun kita seseorang yang
punya kecerdasan dan kemampuan yang terbilang cukup baik. Kita tidak akan
pernah dapat masuk ke dalam perguruan tinggi tersebut, sama halnya jikalau kita
malah salah alamat dan nyasar ke perguruan tinggi yang lain. Karena perlu
diketahui Surga ibaratkan hanya punya satu perguruan tinggi yang didalamnya ada
berbagai fakultas, program studi dan tingkatan (diploma, sarjana, magister, dan
doktor). walaupun kita masuk ke dalam perguruan tinggi yang lain. Maka tempat
yang akan kita tuju bukanlah Surga. Masihlah lebih baik orang tidak cerdas dan
malas yang mendaftar diri ketimbang orang yang cerdas dan rajin tetapi ia tidak
mendaftar. Maka seperti itulah syahadatain, sebagai sebuah formulir pendaftaran
masuk kedalam Surga. Tetapi perlu usaha yang lainnya seperti shalat, zakat,
puasa, amar ma’ruf dan nahi munkar, dan lainnya. Semua perbuatan tersebut
bagaikan nilai rapor, atau hasil tes seleksi kita. Jika sesuai dengan keinginan
perguruan tinggi maka Surga yang akan menanti.
Syahadatain
memiliki dua kalimat yang berisi ʾašhadu
ʾal lā ilāha illa l-Lāh (Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah) Dan ašhadu
ʾanna muḥammadar rasūlu l-Lāh (Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul [utusan]
Allah). Beberapa orang muslim ataupun non-muslim ada yang bertanya, “Pada kalimat
pertama yang berisi Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, saya masih
bisa menerimanya. Tetapi kenapa pada kalimat kedua berisi Saya bersaksi bahwa
Muhammad adalah rasul (utusan) Allah. Bisa anda jelaskan sedikit tentang hal
itu ?
Pada
dasarnya syahdatain bermakna :
·
Mengakui ketauhidan Allah
Hal ini banyak dikabarkan
di dalam Al-Qur’an, salah satunya konsep tauhid yang ada dalam surat Al-Ikhlas.
Allah adalah satu-satunya dzat yang kekal dan patuh disembah. Karena Allah lah
yang menciptakan kita sebagai manusia, langit, bumi, dan seisinya. Alangkah tidak
bersyukurnya kita sudah diberi sebuah kenikmatan yang melimpah dan menganggap
Allah sebagai Tuhan saja kita tidak mau. Ada pertanyaan lainnya dari kalangan
non-muslim, “Apakah kita harus masuk kedalam Islam agar dapat masuk kedalam
Surga. Sedangkan saya melakukan perbuatan-perbuatan baik kepada orang lain ?
Wahai saudaraku, apakah
anda lebih peduli kepada orang lain yang diciptakan oleh Allah juga, dibandingkan
kepada Allah yang menciptakanmu sehingga bisa berbuat baik kepada orang lain. Jika
anda adalah seorang karyawan dalam perusahaan, pasti ada sebuah
peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh bosmu. Apakah yang akan terjadi jika
anda membantah aturan-aturan tersebut. Walaupun anda bersikap baik kepada
karyawan lainnya, bosmu tidak terima jika anda tidak sopan terhadap dirinya. Sama
halnya dengan Allah, memberikan aturan-aturan yang ditetapkan. Dan benar saja,
aturan itu hanya ada jika anda masuk ke dalam kebenaran yaitu Islam. Banyak hal
yang Allah tetapkan untuk kita jalankan, dan berbuat baik kepada orang lainnya
itu hanyalah sebagian dari banyaknya hal yang Allah tetapkan. Seperti shalat,
zakat, puasa, dan lainnya apakah anda sebagai non-muslim melakukan hal tersebut
? jelas jawabannya tidak.
Selain itu juga, Allah
tidak akan senang jikalau kita menambah-menambahkan perkara yang sudah
ditetapkan-Nya. Yakinilah Islam sudah sempurna saat di zaman Rasulullah dan
para sahabat sampai akhir zaman. Contoh lagi, semisal anda melihat ruangan bos
perusahaan anda sedang berantakan. Dan anda mencoba untuk berbuat baik dengan
memberes-bereskan ruangan tersebut. Apakah saat bos anda sampai di perusahaan
dan mengetahui mejanya tadi sudah tertata rapi akan memujimu ? Jelas belum
tentu tidak, karena bisa jadi meja tadi sedang berantakan untuk memisahkan
berkas-berkas. Dan saat anda mencoba untuk merapikan ruangan tadi, maka pasti
berkas-berkas tadi malah akan teracak kembali. Maka inilah yang biasa dalam Islam
dikatakan perkara Syubhat, kita belum tau apakah hal itu benar-benar baik bagi
kita atau tidak.
·
Mengakui kerasulan Muhammad
Hal ini lah yang masih
jadi banyak pertanyaan bagi orang-orang baik muslim maupun non-muslim. Kenapa dalam
syahadat kita harus menyebutkan hal ini ? . Semisal andamembuat sebuah buku. Apakah
yang tercantum dalam cover buku tersebut hanya seorang penulisnya saja. Yang
tercantum disana ada banyak lembaga-lembaga lainnya seperti penerbit,
penerjemah, editor, dan lain sebagainya.
Alasan lainnya adalah karena
Muhammad SAW adalah yang menyebarkan dan menyampaikan agama Islam kepada kita
saat ini. Hal yang menjadi aneh adalah saat orang mengatakan nabi Muhammad SAW
adalah pendiri dari agama Islam. Padahal agama Islam sudah ada sejak manusia
yang pertama kali turun ke bumi yaitu Adam AS. Karena Islam berarti seseorang
yang berserah diri kepada Allah SWT. Dan kita ketahui bahwa para nabi dan rasul
adalah orang-orang yang berserah diri kepada Allah SWT. Selain itu juga, nabi
Muhammad SAW adalah satu-satunya rasul Allah yang diutus untuk menyebarkan
agama Islam untuk seluruh umat manusia. Jika kita lihat kembali, nabi Isa AS,
nabi Musa AS, dan para nabi sebelum Muhammad SAW, mereka diutus hanya untuk
menyebarkan agama Islam untuk kaumnya saja yaitu bani Israil, dan lain
sebagainya. Lalu kenapa penting menyebutkan Muhammad dalam syahadat ? Karena
hanya aturan-aturan yang disampaikan nabi Muhammad SAW lah yang dapat kita
amalkan saat ini. Mungkin ada beberapa aturan-aturan yang disampaikan oleh para
nabi sebelumnya, tetapi tidak segalanya sama, seperti nabi Daud AS yang
memiliki istri kurang lebih seribu. Pada aturan yang dibawa oleh nabi Muhammad
SAW sekarang seorang lelaki hanya boleh memiliki istri 4.
Alasan terakhir yang kuketahui
adalah karena jika kita memikirkan kembali dengan cermat. Kita sebagai seorang
muslim memiliki dua hal yang menjadi pedoman. Yang pertama adalah Al-Qur’an,
kitab yang diturunkan oleh Allah dan tidak ada penulis lagi selain-Nya. Dan yang
kedua adalah Hadits, yang perlu kita ketahui hadits adalah pecakapan,
perbuatan, tingkah laku nabi Muhammad SAW yang menjadi landasan syariat Islam
saat ini.
Wallahu’alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar